Page 77 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 77
pada 26 Februari 2024 silam, yang turut dilakukan oleh pemegang saham asing,
disaksikan oleh Menko Marves Luhut yakni Vale Canada Limited (VCL) dan
Binsar Pandjaitan dan sejumlah menteri Sumitomo Metal Mining (SMM). Ini,
lainnya. menurut BPK, bertolak belakang dengan
Mewakili pemerintah, Luhut pun semangat hilirisasi nasional dan posisi
menyampaikan dukungan penuh Mind ID sebagai pemegang saham
terhadap akuisisi tersebut sebagai bagian terbesar.
dari program hilirisasi. “Kita akan tandai “Terkait hak Mind ID atas offtake
bahwa Pemerintah Indonesia melalui agreement yang dapat merefleksikan
Mind ID menjadi pemegang saham hak perusahaan selaku pemegang
terbesar. Hal ini juga menjadi pertanda saham mayoritas,” tulis BPK, sembari
penting dalam program hilirisasi nikel menyarankan dilakukan negosiasi ulang
Indonesia ke depannya,” tegas Luhut untuk memasukkan kepentingan nasional.
dalam pernyataan resminya. BPK juga mengangkat persoalan
Namun, untuk mencari titik imbang struktural dalam model pembiayaan
untuk proses bisnis Mind ID yang akuisisi. Total beban bunga pinjaman yang
sehat, pasca akusisi tersebut, BPK dikeluarkan Mind ID mencapai Rp1,02
mengingatkan soal aspek mitigasi triliun, jumlah yang disebut lebih besar
risiko finansial dan kontrol operasional. dibandingkan dividen yang diterima
Sebab dalam laporan Ikhtisar Hasil dari INCO sepanjang 2020–2023. “Tujuan
Pemeriksaan Semester (IHPS) II-2024, Reza Priyambada, aksi korporasi MIND ID dalam akuisisi
BPK menilai akuisisi 14 persen saham Direktur PT Reliance Sekuritas Vale Indonesia, antara lain penguasaan
tambahan INCO pada 2024 tidak Indonesia Tbk cadangan, program hilirisasi, pengendali
membuat Mind ID menjadi pengendali utama dan konsolidasi laporan keuangan
utama, alias “cenderung menguntungkan tidak tercapai,” sebut BPK.
mitra asing,” tulis BPK dalam laporan Selain itu, pembagian dividen dari
tersebut. INCO pada tahun buku 2021 dan 2023
Maka dari itu, BPK mendorong Kondisi ini adalah juga absen, yang menyebabkan return
manajemen Mind ID melakukan “tantangan struktural” on investment terhadap akuisisi menjadi
beberapa hal. Mulai dari kajian mitigasi kurang optimal dalam jangka pendek.
risiko terintegrasi, kemungkinan bagi MIND ID. Justru ini Maka, untuk mengamankan kendali
penambahan saham lebih lanjut, dan strategis, BPK merekomendasikan agar
negosiasi offtake agreement untuk menjadi tantangan bagi Direksi MIND ID melakukan kajian ulang
memastikan hak pengendalian. “Akuisisi MIND ID untuk dapat lebih untuk menambah porsi saham agar
saham INCO tahun lalu tidak serta merta bisa menjadi pengendali utama INCO.
membuat Mind ID menjadi pengendali meningkatkan kinerja agar MIND ID juga berkoordinasi dengan
utama INCO,” tulis BPK. bisa meng-cover utang Kementerian BUMN dalam penyusunan
Dalam pandangan BPK, kondisi ini langkah berikutnya. Selain itu melakukan
membuat Mind ID tidak memiliki hak tersebut. renegosiasi atas offtake agreement agar
kontrol penuh atas operasional Vale, dan Mind ID mendapatkan porsi pembelian
tidak memiliki pengaruh signifikan atas hasil produksi nikel yang proporsional
arah kebijakan strategis perusahaan, dengan kepemilikannya.
terutama dalam hal pemanfaatan Hingga kini, Mind ID belum merilis
cadangan nikel dan pengembangan pernyataan resmi apakah mereka akan
hilirisasi. Selan itu, MIND ID juga tidak melanjutkan akuisisi lanjutan saham
memperoleh konsolidasi laporan INCO dari VCL dan SMM. Namun, sumber
keuangan INCO, padahal itu adalah salah internal menyebut bahwa isu ini sudah
satu tujuan awal dari pembelian saham. masuk dalam pembahasan internal
Salah satu sinyal lemahnya holding tambang tersebut, terutama
kontrol itu terlihat dari alokasi offtake dalam konteks sinergi hilirisasi dan
agreement, di mana seluruh pembelian pembiayaan proyek besar INCO yang kini
produk nickel matte masih sepenuhnya mencapai lebih dari 8,2 miliar dollar AS.*
www.stabilitas.id Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 77

