Page 63 - Stabilitas Edisi 186 Tahun 2022
P. 63
oleh emiten-emiten di tersebut ,” tulis
pengumuman BEI.
Sebagai pembanding berdasarkan
data pengelola pasar modal, pada 2019
terdapat enam emiten yang terdepak dari
pasar modal yakni PT Bank Mitraniaga
Tbk (NAGA), Sekawan Intipratama Tbk
(SIAP), Bara Jaya Internasional Tbk
(ATPK), Bank Nusantara Parahyangan
Tbk (BBNP), Grahamas Citrawisata Tbk
(GMCW), dan PT Sigmagold Inti Perkasa
Tbk (TMPI).
Kemudian di 2020, ada enam emiten
yang di-delisting oleh BEI yaitu Borneo
Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN),
Evergreen Invesco Tbk (GREN), Arpeni
Pratama Ocean Line Tbk (APOL),
Danayasa Arthatama Tbk (SCBD), Leo
Investments Tbk (ITTG), dan Cakra
Mineral Tbk (CKRA). Kemudian pada
2021, angkanya menurun menjadi
hanya satu emiten yakni PT First
Indo American Leasing Tbk dengan
kode FINN dan tercatat di papan
pengembangan.
Kepentingan investor
Risiko delisting harus segera
dimitigasi oleh otoritas bursa terutama burse Efek indonesia
terkait menaga kepentingan investor
publik yang ritel. Menurut Kepala sudah mensinyalir bahwa
Riset Praus Capital Alfred Nainggolan, tahun ini ancaman
berdasarkan pengalaman selama ini, mendapatkan akses informasi ke delisting akan banyak
investor publik hanya mendapatkan perusahaan yang telah delisting. menjadi kenyataan
informasi yang sangat minim terkait Bagi emiten yang terkena delisting salah satunya adalah Pt
proses delisting suatu emiten. Seakan- dan masih tetap melangsungkan Hansons international tbk.
akan, begitu emiten terkena delisting, usahanya, tentu pemegang saham ritel
informasi perusahaan ke pemegang masih tetap menjadi pemiliknya, hanya
saham ritel terputus. saja sahamnya tidak bisa diperjualbelikan
“Apalagi untuk yang mengalami lagi di pasar.
kebangkrutan, sulit sekali bagi pemegang “Beberapa kejadian saham yang tahun ini. Berdasarkan data IDX, ada
saham ritel untuk tahu apakah hak delisting, bisa kembali melantai di bursa. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk
atas pembagian dari penjualan aset Namun, untuk kejadian delisting yang (ADMR) yang menjadi perusahaan
masih didapat, karena sekali lagi akses diikuti dengan dilikuidasinya perusahaan tercatat pertama yang tercatat di BEI
pemegang saham ritel terputus begitu [bangkrut/tutup], konsekuensinya tidak pada 2022. Lalu disusul di antaranya PT
suatu emiten terkena delisting,” kata baik bagi investor,” katanya. Semacom Integrated Tbk (SEMA), PT
Alfred. Meski begitu, publik masih bisa Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC),
Menurutnya, realita ini harus sedikit tenang karena mereka yang PT Autopedia Sukses Lestari Tbk
diperhatikan oleh regulator, terutama terancam keluar dari klub akan segera (ASLC), PT Net Visi Media Tbk, (NETV),
yang terkait dengan pasar modal. tergantikan. Pasalnya, BEI mencatat PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK),
Ke depannya, regulator perlu tetap sudah ada beberapa perusahaan yang hingga PT Adhi Commuter Properti Tbk
memfasilitasi investor agar bisa melakukan pencatatan saham di awal (ADCP).*
www.stabilitas.id Edisi 186 / 2022 / Th.XV 63