Page 9 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 9
berhasil menempatkan teknologi di karena pernah mengencang, memaksa perkembangan itu dengan kebijakan yang
jantung strateginya, dan menunjukkan pembuat kebijakan melonggarkan lebih ekspansif namun terukur.
bagaimana modernisasi teknis mengubah cadangan dan memberi ruang manuver Ditambah lagi dengan keputusan
bank menjadi “platform” yang dapat bank untuk menyalurkan kredit penting. fiskal baru-baru ini yang memastikan
bereksperimen dan men-deploy produk Kita mungkin boleh sedikit pemerintah menyalurkan dana negara
dalam siklus jauh lebih singkat daripada tenang melihat indikator-indikator ke bank negeri sebagai injeksi likuiditas
struktur warisan. Setidaknya itulah yang di atas. Namun hal itu bukan berarti perbankan, juga menjadi sinyal tambahan
ditulis McKinsey dalam laporan berjudul bahwa bank-bank di Indonesia aman bahwa ke depan kondisi ekonomi akan
DBS: Transforming a Banking Leader into dari risiko, melainkan bahwa ruang lebih cerah. Gebrakan Menteri Keuangan
a Technology Leader kebijakan (menghadapi apapun) harus yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, yang
Bagaimana dengan bank-bank yang dipertahankan dan disiapkan. memindahkan dana pemerintah di Bank
ada di Indonesia? Secara umum, hingga Praktik yang sebaiknya diadopsi Indonesia ke sistem perbankan harus
semester pertama kondisi fundamental secara konsisten: stress test skenario dimaknai bahwa pembuat kebijakan juga
industri perbankan relatif kuat: rasio ekstrem yang memperhitungkan mulai menyesuaikan peran mereka.
kecukupan modal sektor perbankan guncangan simultan (nilai tukar, Akan tetapi kebijakan mengguyur
dana semacam itu juga tidak serta
Di era ketidakpastian yang merta bertemu dengan hasil seperti
berkepanjangan, ketangguhan bukan lagi diekspektasikan. Boleh saja pemerintah
berharap dengan gelontoran dana Rp200
soal bersembunyi di balik modal yang triliun itu (meski hanya ke bank-bank
pelat merah), akan memberi dorongan
besar, tetapi juga soal merancang proses signifikan pada penyaluran pembiayaan.
pengambilan keputusan yang cepat. Sehingga hasrat perbankan untuk
menyalurkan kredit yang sepanjang
semester pertama tahun ini agak
melampaui angka aman—sekitar 25,81 likuiditas, dan kredit); penyusunan melempem, bisa berbalik arah.
persen menurut regulator—mem beri kan pipeline likuiditas yang fleksibel Kuncinya ada pada kelenturan
bantalan jauh di atas pato kan global 13- (kombinasi instrumen pasar, fasilitas kebijakan bank yang bisa cepat
15 persen. Rasio kredit ber masalah tetap central bank, dan cadangan internal); merespons perubahan sehingga bisa
terkendali pada kisaran rendah (2,28 serta percepatan digitalisasi produk menjadi yang terdepan memanfatkan
persen secara bruto), semen tara Loan at untuk merespons permintaan kredit dan perputaran ekspektasi ekonomi. Di era
Risk (LaR) sebesar 9,68 persen. tabungan yang berubah. ketidakpastian yang berkepanjangan,
Selanjutnya, kondisi likuiditas ketangguhan bukan lagi soal
perbankan terpantau memadai diperkuat Faktor Pendorong bersembunyi di balik modal yang besar.
dengan kondisi permodalan yang solid Sementara kabar bagus datang Tetapi juga soal merancang proses
serta risiko kredit yang terjaga. Kondisi dari arah makroekonomi domestik. pengambilan keputusan yang cepat,
tersebut tecermin dari rasio AL/NCD Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 pada saluran likuiditas yang dapat dipakai
dan AL/DPK masing-masing sebesar kuartal kedua–yang meski mengagetkan dalam hitungan jam, dan kemampuan
119,43 persen dan 27,08 persen, masih di banyak pihak, sudah cukup menjadi produk yang dapat berevolusi dalam
atas threshold masing-masing 50 persen pertanda bahwa situasi ekonomi yang hitungan pekan. Bank yang menunda
dan 10 persen. sejak awal tahun bernuansa muram, transisi menuju lentur akan menemukan
Namun demikian dari sisi likuiditas, mulai menunjukkan keceriaan. Bank- diri mereka bukan hanya tertinggal—
para pelaku sempat merasa khawatir bank sudah seharusnya merespons tetapi tidak relevan. *
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 9

