Page 11 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 11
konomi Indonesia memasuki 4,25 persen, dan diperkirakan akan ada
paruh akhir 2025 ini dengan dua pemangkasan lagi ke depan.
penuh semangat. Bank Menurut Tauhid, secara siklus
EIndonesia telah memangkas memang bank hanya akan merespons
suku bunga acuannya lima kali tahun setiap penurunan bunga acuan 25 basis
ini, kini berada di level 4,75 persen— poin dengan penurunan bunga kredit
level yang belum pernah terlihat sejak sebesar 10 basis poin, itupun dalam
masa pandemi yang sangat longgar. waktu tiga bulan setelah pengumuman
Bank sentral telah menggelontorkan bank sentral. Itupun dimulai pada suku
Rp384 triliun ke dalam sistem keuangan bunga simpanan. Tidak mengherankan
melalui penyesuaian makroprudensial. jika sampai Juli NIM perbankan masih
Di sisi lain pemerintah telah menambah sebesar 4,57 persen, naik 9 basis poin dari
suntikan likuiditas fiskal sebesar Rp200 bulan sebelumnya, dan menjadi posisi
triliun. Secara total, setengah kuadriliun tertinggi tahun itu.
rupiah telah digelontorkan untuk Sementara itu, Gubernur BI, Perry
pertumbuhan. Warjiyo optimistis pertumbuhan
Pertanyaannya kemudian ekonomi pada semester kedua membaik
adalah, apakah sektor perbankan setelah beragam kebijakan yang
akan menanggapinya dengan segera keluarkan bank sentral dan otoritas fiskal.
menambah penyaluran kredit sehingga “Dengan penguatan sinergi kebijakan
bisa memperkuat daya dorong kepada Bank Indonesia dan pemerintah tersebut,
pertumbuhan ekonomi? Menurut pertumbuhan ekonomi semester kedua Tauhid Ahmad, Ekonom INDEF
Ekonom INDEF Tauhid Ahmad, hal itu 2025 diperkirakan membaik sehingga
bisa saja terjadi, namun ada prasyarat secara keseluruhan akan berada di atas
yang harus dilewati, terutama dari sisi titik tengah kisaran 4,6–5,4 persen,” kata Nilai kredit
permintaan. Perry dalam konferensi pers hasil Rapat
Sejatinya menurut Tauhid, Dewan Gubernur BI, 17 September 2025 menganggur
perbankan tidak bermasalah di sisi lalu. sebenarnya
likuiditas. Berdasarkan catatan otoritas Pada semester kedua 2025, Perry
perbankan, jumlah undisbursed loan di menuturkan, ada indikator konsumsi jauh lebih besar
kantong perbankan pada Agustus 2025 rumah tangga masih lemah. Kondisi ini dibandingkan
mencapai Rp2.372,11 triliun, yang berarti dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi
jumlah fasilitas pinjaman yang belum konsumen, khususnya kelompok dengan tambahan
dicairkan oleh nasabah sangat besar. menengah ke bawah dan terbatasnya gelontoran dana
“Nilai kredit menganggur sebenarnya lapangan pekerjaan.
jauh lebih besar dibandingkan dengan Di samping itu, Perry mengatakan Rp200 triliun dari
tambahan gelontoran dana Rp200 triliun investasi RI juga perlu diperkuat kebijakan Menkeu
dari kebijakan Menkeu baru, sebenarnya melalui percepatan realisasi berbagai
bank sedang banjir likuiditas sekarang,” program prioritas pemerintah, termasuk baru, sebenarnya
kata dia. pengembangan Kawasan Ekonomi bank sedang
Masalah utamanya lebih banyak Khusus (KEK) di berbagai daerah. “Bank
disebabkan oleh sisi permintaan kredit Indonesia akan terus memperkuat sinergi banjir likuiditas
yang lesu karena perilaku “wait and dengan kebijakan stimulus fiskal dan sekarang.
see” dari pelaku usaha, serta tingginya sektor riil pemerintah untuk mendorong
suku bunga kredit. Bank dinilai masih pertumbuhan ekonomi dengan tetap
menahan suku bunga di level yang menjaga stabilitas perekonomian,”
memberatkan bagi pebisnis padahal katanya.
BI Rate sudah turun 125 basis poin Dari sisi fiskal, Perry mengatakan
sejak awal 2025. Bahkan bunga acuan belanja pemerintah diperkirakan
bank sentral AS (The Fed Rate) juga meningkat pada semester kedua 2025
diturunkan sebesar 25 bps ke level 4,00- sejalan dengan implementasi proyek
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 11