Page 15 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 15
momentum membalikkan kurva. Dimulai
dengan langkah perombakan kabinet
dengan mengganti Menteri Keuangan
Sri Mulyani yang sudah berkantor
di Lapangan Banteng lebih dari satu
dasawarsa terakhir, dengan Purbaya
Yudhi Sadewa, ekonom yang sebelumnya
menjadi Kepala Lembaga Penjamin
Simpanan.
Sejak itu, berangsur tapi pasti,
kepercayaan publik mulai menghampiri.
Indeks saham yang pada akhir Agustus
dan awal September sempat melorot
karena isu pergolakan sosial dan
politik mulai berbalik. Bahkan pada
18 September, Indeks harga Saham
Gabungan (IHSG) menembus level
8.000, pasca pengumuman penurunan BI
Rate menjadi 4,75 persen, 17 September
lalu.
Indeks kumpulan saham dengan
kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi Mahendra Siregar, Ketua Dewan
seperti LQ45 pada perdagangan hari ini Komisioner OJK
mengalami kenaikan harga 1,03 persen.
Demikian dengan indeks 30 saham Tidak hanya
pilihan (IDX30) tumbuh 1,05 persen
dan indeks kumpulan saham perbankan soal angka
Infobank15 tumbuh 1,25 persen. pertumbuhan,
Sebagaimana diketahui, Bank
Indonesia memutuskan untuk tetapi juga
elombang perekonomian menurunkan suku bunga BI Rate sebesar bagaimana
tahun 2025 yang awalnya 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
cukup menegangkan Secara kumulatif, hingga September sektor keuangan
Gberangsur-angsur mulai 2025, BI telah memangkas suku bunga menjangkau
tenang. Kekhawatiran melesetnya angka acuan sebesar 125 bps sepanjang tahun
pertumbuhan dari target tahun ini mulai ini. BI juga menurunkan suku bunga UMKM, rumah
digantikan oleh secercah harapan bahwa fasilitas simpanan sebesar 50 bps (3,75 tangga, hingga
hasilnya akan kembali dalam jalur. persen) dan suku bunga kredit sebesar
Semuanya tidak terlepas dari langkah dan 25 bps (5,50 persen) untuk mendorong pelaku usaha di
keputusan otoritas fiskal dan moneter pelonggaran lebih lanjut dalam sistem daerah. Inklusi
yang bahu membahu memberikan perbankan. keuangan tetap
stimulus kebijakan makroekonomi. Keputusan ini sejalan dengan upaya
Berbaliknya ekspektasi ekonomi bersama untuk mendorong pertumbuhan menjadi agenda
boleh dibilang dimulai ketika pemerintah ekonomi. Salah satunya dengan menjaga besar OJK.
mengumumkan pertumbuhan sebesar perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026
5,12 persen pada kuartal kedua. tetap rendah, yakni dalam kisaran 2,5±1
Pencapaian yang meski diragukan persen dan menjaga stabilitas nilai tukar
beberapa kalangan tidak pelak mulai rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
memicu tambahan keyakinan dari pelaku
usaha untuk bergerak lebih. Akselerasi Otoritas
Pemerintah tentu ingin Sebelumnya, baik BI maupun
memanfaatkan hal itu sebagai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 15