Page 17 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 17

dielakkan di saat wabah virus corona   lama ini ketika para nasabah asuransi   baik saja tidak cukup.
          merebak telah mendorong perusahaan-  unit link dari tiga perusahaan asuransi   Berdasarkan Survei Nasional Literasi
          perusahaan itu ke lembah keterpurukan.   besar yakni PT Prudential Life Assurance,   dan Inklusi Keuangan ketiga yang
          Kondisi itu juga terjadi di perusahaan-  PT AIA Financial dan PT AXA-Mandiri   dilakukan OJK pada tahun 2019, indeks
          perusahaan asuransi yang memiliki   Financial menggeruduk ketiga kantor   literasi keuangan berhasil meningkat
          produk terkait investasi atau unitlink.  asuransi tersebut. Bahkan korban-korban   mencapai 38,03 persen dan indeks
            Tak pelak peristiwa-peristiwa   asuransi itu juga sudah mendatangi DPR   inklusi keuangan 76,19 persen. Pada
          menyebabkan lembaga pemeringkat dan   untuk meminta bantuan agar lembaga   survei sebelumnya pada 2016, angka
          riset global, Fitch, tahun lalu, mengganjar   itu mendeak OJK mengkaji ulang bisnis   tersebut berada di level 29,7 persen dan
          Indonesia sebagai negara yang berisiko   asuransi unit link di Indonesia.  67,8 persen. Sementara pada survei 2013
          karena tidak mengindahkan tata kelola.   Pelaku bisnis boleh saja    indeks literasi keuangan 21,84 persen
          Menurut lembaga itu, buruknya tata   menyalahkan masyarakat yang belum   dan indeks inklusi keuangan 59,74
          kelola, ditambah situasi sulit akibat   paham betul seluk beluk detail mengenai   persen.
          pandemi dapat meningkatkan potensi   produk-produk keuangan yang dibelinya.   Di dalamnya, literasi asuransi berada
          Namun hal itu tidak lantas membuat perusahaan                        di level 15,8 persen pada 2013 dan
                                                                               19,4 persen pada 2019. Dalam tiga
          terlepas dari kesalahan. Karena mereka pun                           tahun terakhir terdapat peningkatan
          sejak awal melakukan segala upaya agar                               pemahaman keuangan (literasi)
          produknya dibeli nasabah, bahkan seringkali                          masyarakat sebesar 8,33 persen, serta
                                                                               peningkatan akses terhadap produk
          dengan penjelasan yang singkat, simplifikasi, dan                    dan layanan jasa keuangan (inklusi
          terkesan menyembunyikan risiko                                       keuangan) sebesar 8,39 persen.
                                                                                  Dari situ bisa kita lihat ada jarak
          kerugian bagi investor dalam waktu   Namun hal itu tidak lantas membuat   antara inklusi keuangan dengan literasi
          dekat.                            perusahaan terlepas dari kesalahan.   masyarakat terkait keuangan itu.
            Tahun lalu, kejadian yang mirip   Karena mereka pun sejak awal     Singkatnya, harus diakui bahwa ekspansi
          terulang. Puluhan nasabah yang    melakukan segala upaya agar produknya   lembaga keuangan terus meningkat dan
          mewakili ratusan orang lainnya yang   dibeli nasabah, bahkan seringkali dengan   menjangkau lebih banyak lagi populasi,
          membeli produk unit link di setidaknya   penjelasan yang singkat, simplifikasi, dan   namun hal itu tidak dibarengi dengan
          tiga perusahaan ternama. Mereka sudah   terkesan menyembunyikan risiko dan   pemahaman masyarakat yang mumpuni.
          menaruh uang miliaran pada produk unit   hanya menonjolkan potensi keuntungan.  Kondisi ini jelas membuka peluang
          link tersebut akibat tawaran menggiurkan   Otoritas di sisi lainnya, juga demi-  sebagian pihak memanfaatkan gap ini
          dari agen. Para penjual asuransi itu   kian. Mereka tidak bisa bersembunyi di   untuk memberikan informasi yang keliru
          menjanjikan bahwa para nasabah akan   balik aturan yang sudah dikeluarkannya,   kalau tidak mau dibilang memang sudah
          mendapatkan pengembalian dana 100   dan menganggap kesalahan ada di pihak   sejak awal berniat menjebak nasabah.
          persen plus proteksi selama 99 tahun   masyarakat yang tidak teliti.    Akan tetapi jika melihatnya dari
          setelah membayarkan premi selama 10   Edukasi memang penting untuk   gambaran besar, jelas ini menjadi potret
          tahun. Namun, bukan untung malah   meningkatkan pemahaman mayarakat   bahwa industri keuangan non bank
          buntung. Di tahun ke-10 nasabah hanya   akan risiko yang ada dari tiap tindakan   beum bisa belajar dari pengalaman.
          mendapatkan pengembalian dana     keuangan mereka. Namun iktikad baik   Masalah yang berulang bisa berarti
          sebesar 30 persen dan masih harus   akan mencegah terjadinya kecurangan   bahwa pepatah “seekor keledai tidak
          membayarkan premi seumur hidup.   dan tindakan yang merugikan pihak   akan masuk ke dalam lubang dua kali”
            Persoalan itu mengemuka belum   lain. Meski tentu, iktikad atau niat   memang tidak terjadi pada kita.


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi No.182 / Tahun 2022 17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22