Page 19 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 19
Hasilnya patut disyukuri, sampai-
sampai Kepala Eksekutif Pengawas
Industri Keuangan Non-Bank,
Riswinandi tak bisa menyembunyikan
kegembiraannya. “Secara year on year,
asset IKNB tumbuh 9,38 persen, di
mana aset Sept 2020 sebesar Rp2.059
triliun, naik di September 2021 menjadi
Rp2.759 triliun. Lalu Investasi IKNB
naik 12,84 persen (year on year), dari
September 2020 sebesar Rp1.465 triliun
menjadi sebesar Rp1.663 triliun di
September 2021,” urai dia.
Alhasil pendapatan operasional IKNB
juga terkerek meningkat secara year on
year, yakni sebesar 11,25 persen, dari
September 2020 yang sebesar Rp485,24
triliun menjadi Rp 571,13 triliun di
September 2021.
Kendati demikian Riswinandi
mengingatkan pelaku industri untuk
tetap mewaspadai potensi-potensi
ketidakpastian akibat pandemi yang kini Riswinandi
sedang melanda beberapa negara di
Eropa. “Kami harap pelaku IKNB terus
sosialisasikan ke nasabah untuk patuh
dan disiplin dalam tetapkan prokes untuk Sehingga
tekan risiko gelombang ketiga yang pelaksanaan aturan
ampir seluruh pelaku di bisa memaksa pemerintah melakukan tersebut bisa
sektor keuangan paham pembatasan kegiatan yang bisa
betul bahwa memasuki berdampak negatif terhadap ketahanan ciptakan kondisi
Htahun ketiga krisis akibat pelaku dalam perekonomian nasional,” soft landing bagi
pandemi ini kondisi ekonomi tidak harap Riswinandi.
akan bertambah mudah. Tetapi hal Sebagai regulator dan pengawas, pelaku industri dan
itu tidak boleh menghalangi mereka dalam mengantisipasi risiko-risiko sekaligus cegah
untuk melemparkan optimisme dalam tersebut, OJK telah menyiapkan
menjalani bisnis di tahun 2022. langkah lanjutan berupa kebijakan guncangan pada
Harus diakui bahwa tanggapan countercyclical khusus untuk IKNB. industri akibat
pelaku industri keuangan non bank Aturan itu merupakan perpanjangan
(IKNB) dalam menghadapi perubahan ketentuan countercyclical khusus untuk normalisasi regulasi
lingkungan bisnis setelah dilabrak wabah IKNB dan akan berlaku sampai periode yang drastis dalam
lebih minim dibanding perbankan. April 2023.
Namun pelaku bisnis akhirnya mampu Adapun beberapa hal yang diatur waktu yang singkat
menyesuaikan diri terhadap perubahan di dalam kebijakan itu antara lain;
besar tersebut. Pertama, pelaksanaan penilaian
Setelah dua tahun mengalami dalam proses pelaksanaan penilaian
kemerosotan bisnis akibat Covid-19, kemampuan dalam kepatutan. Ini
pelaku IKNB sudah mulai beradaptasi. menurut OJK akan bisa dilakukan
Cara-cara seperti pembenahan bisnis dari secara fleksibel dan disesuaikan dengan
infrastruktur hingga strategi pemasaran pemberlakuan PPKM. Kedua, relaksasi
dan delivery-nya mulai menjadi persyaratan pembiayaan modal kerja
pemandangan biasa. dengan faasilitas modal usaha termasuk
www.stabilitas.id Edisi No.183 / Tahun 2022 19

