Page 24 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 24
LAPORANUTAMA
akan mengeluarkan produk tersebut miliki saat ini dan bahkan untuk ke
cukup memiliki infrastruktur dan sumber depan,” tambah Shadiq.
daya yang cukup untuk mengelola Kemudian setelah itu perseroan harus
produk itu. Hal itu seiring pertimbangan memiliki bisnis model yang jelas dalam
OJK untuk melihat apakah segmen pasar membangun layanan digitalisasi ini. Ini
untuk produk tersebut bisa ada atau adalah kunci utama untuk perencanaan
tercipta. bisnis yang akan dilakukan perseroan
Kemudian soal perhitungannya, OJK sehingga penting untuk dipastikan
juga akan melihat apakah perhitungan praktik tata kelolanya. Menurut Shadiq,
keekonomian dari produk asuransi jika perseroan berkeinginan membuat
tersebut sudah pas atau belum, serta suatu layanan digitalisasi tanpa ada
pemeriksaan terhadap aspek kecukupan proses yang jelas, maka bisnis itu nanti
permodalan, aset, dan hal terkait lainnya akan sia-sia.
di perusahaan tersebut. “Jadi pada “Berbeda dengan orang. Kalau
tahap desain produknya pun itu sudah orang itu kita ada sisi fleksibilitasnya,
terjadi diskusi dengan OJK, sampai sementara mesin itu tidak punya rasa
OJK memiliki tingkat keyakinan ‘Oke, fleksibilitas. Kalau dia terpenuhi, dia
anda bisa jualan (produk asuransi) ini’,” akan langsung melakukan running bisnis
ujarnya. modelnya. Tetapi kalau tidak terpenuhi
Pengawasan yang cukup menyeluruh dia tidak akan running,” jelas Shadiq.
terhadap produk-produk di IKNB, Kemudian yang ketiga ada tantangan
terutama asuransi itu, diakui oleh pada bisnis proses. Bisnis proses
Shadiq Akasya pelaku bisnis. Shadiq Akasya, Direktur merupakan suatu yang sangat vital dalam
Utama BNI Life mengatakan pihanya menjalani proses bisnis dari model
selalu berupaya mengedepankan good yang telah dibuat. Setelah melewati
di BNI life juga corporate governace dalam menjalankan tiga tantangan tersebut, kemudian
bisnisnya.
perusahaan juga harus membuat
kami sadar bahwa Di era teknologi informasi yang Standard Operational Procedure (SOP).
prinsip tata kelola menghasilkan digitalisasi dalam setiap Dan dalam membangun SOP tentu harus
layanan di industri keuangan, praktik
dikaitkan dengan aturan tata kelola
di era digital tidak GCG tidak bisa dilepaskan dari hal perusahaan yang berlaku.
terlepas dari tata tersebut. Namun demikian setidaknya Akar Kuat
ada empat area yang menantang buat
kelola teknologi pelaku IKNB dalam menerapkan tata Penguatan GCG menjadi tuntutan
informasi yang kelola. tersendiri bagi pelaku bisnis keuangan
terutama non bank. Regulator
“Di BNI life juga kami sadar bahwa
baik, untuk dapat prinsip tata kelola di era digital tidak menilai maraknya berbagai kasus
memastikan TI itu terlepas dari tata kelola teknologi di perusahaan asuransi belakangan
ini disebabkan karena beberapa
informasi yang baik, untuk dapat
dapat mendukung memastikan TI itu dapat mendukung perusahaan tidak menjalankan tata
tujuan dan tujuan dan kebutuhan bisnis kelola perusahaa.
Direktur Pengawasan Asuransi
kebutuhan bisnis perusahaan,”kata dia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Supriyono
Dalam memastikan tata kelola yang
perusahaan. baik, yang pertama harus dipastikan menjelaskan, regulator sangat
perseroan adalah ketika membuat menekankan pentingnya penerapan tata
desain atau blue print. Langkah tersebut kelola perusahaan yang baik karena
dilakukan agar perusahaan memiliki ini menjadi tonggak yang penting bagi
pondasi dasar pengembangan bisnis perusahaan menjalankan bisnis.
yang memenuhi GCG. “Di BNI Life Otoritas sendiri sudah menerbitkan
kami membangun apa yang dinamakan peraturan OJK sejak tahun 2014
IT Strategic Plan. Dengan itu kita bisa mengenai pentingnya implementasi GCG
melihat perkembangan IT yang kita ini dan kemudian diperbarui pada 2016
24 Edisi No.183 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

