Page 54 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 54
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 29
Dari berbagai kajian diketahui banyak investasi yang tidak
memenuhi harapan dalam penciptaan lapangan kerja dan manfaat
yang berkelanjutan, bahkan memperburuk kondisi masyarakat dari
sebelumnya. Mengacu pada Grain, Arduino ( 2012:346) land grabbing
memicu dampak, antara lain, meningkatnya harga pangan, membuat
kelompok miskin dan kekurangan pangan menjadi semakin rentan,
memperburuk instabilitas dan kesenjangan, menciptakan konik di
antara stakeholder (khususnya kelompok etnik) akibat berkurangnya
kontrol atas sumberdaya alam, dan juga berkaitan dengan praktek-
praktek gelap yang jamak terjadi. Secara ringkas dampak land
grabbing dapat dilihat dalam ilustrasi berikut:
I. Land Grabbing di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi sorotan
dalam debat mengenai land grabbing. Sebagaimana dikutip dalam
Anseeuw (2012), Indonesia adalah bagian dari Asia yang dalam peta
investasi menjadi negara target kedua setelah Afrika. Kombinasi
antara sumberdaya yang melimpah, dan kinerja pengelolaan
pemerintahan yang buruk, menjadikan Indonesia sebagai salah satu
negara favorit bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dalam
konteks Asia Tenggara sendiri, penelusuran literatur menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki catatan kasus land grabbing tertinggi.
Kasus land grabbing di Indonesia jamak terjadi di Kalimantan,
kemudian disusul Papua, Sumatera dan Jawa, seperti dapat dicermati
dalam tabel berikut ini:
Gambar.13. Kasus land grabbing di Indonesia
Sumber: Rekapitulasi Penelusuran Anotasi Bibliografi, 2012