Page 49 - Generasi Muda Reforma Agraria
P. 49
28 Generasi Muda Reforma Agraria
perundang-undangan menuju kepada aturan hukum pada
sistem pendaftaran tanah dengan model sistem stelsel positif.
Namun demikian jika mencermati Yurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia secara tegas menyatakan bahwa
pendaftaran tanah di Indonesia menganut model stelsel
negatif. Salah satu Yurisprudensi tersebut dapat dibaca dalam
Putusan MA No. Reg. 459 K / Sip / 1975, tanggal 18 September
1975, menyatakan bahwa : “Mengingat stelsel negatif tentang
register/pendaftaran tanah yang berlaku di Indonesia, maka
terdaftarnya nama seseorang didalam register bukanlah
berarti absolute menjadi pemilik tanah tersebut apabila
ketidakabsahannya dapat dibuktikan oleh pihak lain”.
Pendaftaran Tanah di Indonesia adalah menganut sistem
negatif, namun karakter sistem pendaftaran positif sangat
terlihat.Boedi Harsono menyebut sebagai sistem negatif
tendens positif. Karakter positif tersebut dapat dilihat dalam
PP No. 24 Tahun 1997 antara lain:
1. Adanya panitia pemeriksaan tanah (Panitia Ajudikasi).
(Pasal 8)
2. Adanya PPAT yang diberikan tugas untuk meneliti secara
material dokumen-dokumen yang diserahkan dan berhak
untuk menolak pembuatan akta. (Pasal 6)
3. Adanya sertiikat hak atas tanah yang diterbitkan, sebagai
tanda bukti dan alat pembuktian hak kepemilikan atas
tanah. (Pasal 31)
Bentuk karakter negatif dinyatakan secara tegas dalam
penjelasan pasal 32 PP No. 24 tahun 1997 yang menyatakan