Page 79 - Matematika Untuk Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
P. 79
Mata Kuliah
Matematika Terapan
jarak dan arah garis-garis terangkai yang dibedakan menjadi
traverse tertutup dan traverse terbuka. Mirip dengan Duggal,
Cavill (1995) mendefinisikan traverse sebagai sebuah bentuk
geomeris yang arah-arah dan jarak-jaraknya telah diukur. Selain
sebagai bentuk, Ia juga menyatakan traverse sebagai sebuah
metode untuk penentuan serangkaian titik-titik dengan
pengukuran arah dan jarak setiap titik secara berurutan, yang
selanjutnya titik-titik itu dinamakan stasiun traverse dan sisi-
sisinya dinamakan kaki-kaki traverse. Bentuk traverse dibagi
menjadi traverse loop, berawal dan berakhir pada satu titik yang
diketahui atau traverse yang berawal dan berakhir pada dua titik
yang diketahui.
Selain pada buku teks, dalam Petunjuk Teknis PMNA/KBPN
3/97, istilah poligon digunakan sebagai salah satu metode
terrestrial dalam penentuan posisi titik di permukaan bumi.
Sementara itu, metode terrestris lain yang diperkenankan oleh
BPN adalah triangulasi, trilaterasi dan triangulaterasi yang telah
jarang digunakan. Dalam PMNA/KBPN 3/97, istilah poligon
dijumpai untuk penyebutan daftar isian (D.I) 103 sebagai form
data dan ukuran poligon / detail, D.I. 104 sebagai form hitungan
koordinat/poligon. Dalam upaya pengadaan titik-titik dasar
teknik, utamanya orde 4, Surveyor Badan Pertanahan Nasional
sering mengaplikasikan metode poligon. Ketentuan-ketentuan
teknis berkaian dengan poligon secara eksplisit diatur oleh BPN.
Sebagai contoh dalam hal syarat minimal spesifikasi ketelitian
teodolit/meteran yang digunakan, toleransi hasil ukuran sudut,
toleransi kesalahan penutup sudut, toleransi kesalahan linear dan
sebagainya.
Jadi, baik poligon maupun traverse merupakan kedua istilah
yang identik. Bentuk poligon adalah bentuk traverse, metoda
Matematika untuk Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah|68