Page 72 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 72
Resonansi Landreform Lokal ... 59
norm). Namun demikian ada satu norma yang mempertemukan
ideal norm dengan real norm dalam konteks Desa Karanganyar,
yaitu “guyub”. Telah menjadi pengetahuan umum, bahwa guyub
merupakan norma yang berada di ranah ideal (ideal norm) yang
telah dipraktekkan (real norm).
Ketika kulian diletakkan pada lapisan atas, sedangkan buruh
kulian diletakkan di lapisan bawah, maka interaksi keduanya
merupakan interaksi lintas lapisan. Interakasi ini terjadi antara
lapisan yang memiliki karakter berbeda, yaitu kulian dengan
buruh kulian. Kedua kelompok yang juga berarti kedua lapisan
ini memiliki posisi uniknya masing-masing, dalam mendukung
penerapan landreform lokal di Desa Karanganyar. Kulian men-
dukung penerapan landreform lokal dengan berkontribusi
menyerahkan hak garap atas tanah buruhan yang berupa sawah.
Sementara itu, buruh kulian mendukung penerapan landreform
lokal dengan berkontribusi menyerahkan tenaganya untuk
melaksanakan kerja bakti dan ronda malam.
Interaksi kulian dengan buruh kulian menjadi lancar dan
saling menghormati, karena adanya norma “guyub” yang dipa-
tuhi oleh kedua kelompok (lapisan) ini. Dengan kata lain “guyub”
telah menjadi motif utama para kulian dan buruh kulian dalam
berinteraksi, dan dalam mendukung penerapan landreform lokal.
“Guyub” menjadi motif utama, karena substansinya memenuhi
keinginan dasar manusia, untuk dapat diterima oleh orang lain
di sekitarnya. Akhirnya “guyub” menjadi faktor yang menim-
bulkan ketergantungan para pihak (kulian, buruh kulian, peme-
rintah desa, dan masyarakat pada umumnya) terhadap kebera-
daan harmoni sosial di Desa Karanganyar.
“Guyub” juga merupakan motif utama para pihak, yang
kemudian membawa konsekuensi berupa kesediaan berkon-

