Page 73 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 73
60 Aristiono Nugroho, dkk.
tribusi dalam penerapan landreform. Kesediaan berkontribusi
merupakan tindakan yang dituntut untuk dilakukan, ketika para
pihak berpegang pada norma “guyub”. Meskipun tidak tertutup
kemungkinan, bahwa ketika “guyub” dipraktekkan tetap terbuka
peluang terjadinya kontestasi kepentingan para pihak. Kulian
berkepentingan hidup dalam suasana desa yang harmonis, se-
dangkan buruh kulian berkepentingan untuk dapat memperoleh
penghasilan dari tanah sawah yang digarapnya. Sementara itu,
Pemerintah Desa Karanganyar berkepentingan bagi adanya
tenaga kerja yang dapat melaksanakan tugas kerja bakti dan
ronda malam, sedangkan masyarakat Desa Karanganyar pada
umumnya berkepentingan bagi terselenggaranya pemerintahan
dan kemasyarakatan desa yang tertib dan harmonis.
Dengan pemenuhan berbagai kepentingan tersebut, tidak-
lah serta merta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dapat
tercapai. Masih “panjang perjalanan” yang harus ditempuh oleh
para pihak yang terlibat penerapan landreform lokal, untuk
mencapai kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Pada saat ini
sebagian besar masyarakat Desa Karanganyar masih belum
mampu memenuhi: Pertama, kebutuhan sosial psikologis,
seperti: (1) ibadah, (2) makan protein hewani, (3) pakaian, (4)
ruang untuk interaksi keluarga, (5) kesehatan, (6) penghasilan,
(7) baca tulis latin, dan (8) keluarga berencana. Kedua, kebu-
tuhan yang bersifat pengembangan, seperti: (1) peningkatan
keagamaan, (2) menabung, (3) berinteraksi dalam keluarga, (4)
ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat, dan (5) mampu
memperoleh informasi.
D. Sosial Kependudukan
Desa Karanganyar memiliki kondisi sosial kependudukan,

