Page 10 - Transmisi Nilai-nilai Pertanahan di Kabupaten Magetan
P. 10

perilaku para petani tidak selalu bersifat ekonomi (perbandingan cost
             and benefit) melainkan dapat pula bersifat subyektif, misalnya yang
             terkait dengan  perlindungan  hak atas  tanah;  Keenam, mendorong
             para petani agar tetap melakukan tindakan atau perilaku yang relevan
             dengan nilai-nilai pertanahan, sehingga mereka dapat terus menerus
             memperoleh reward, berupa jaminan atau perlindungan hukum, yang
             terkait dengan hak atas tanahnya.
                   Saat hasil pemahaman teoritis tersebut dipertemukan dengan
             fakta lapangan  diketahui, bahwa  transmisi nilai-nilai  pertanahan
             secara  faktual  berbasis  pada  petugas  kantor  pertanahan  dan  para
             petani, serta interaksi petugas kantor pertanahan dengan para petani.
             Ketika para petugas kantor pertanahan melakukan transmisi nilai-
             nilai  pertanahan,  mereka memiliki motif,  berupa: (1)  pelaksanaan
             tugas, (2) tunduk pada ketentuan, dan (3) memberi manfaat. Motif
             ini diwujudkan dalam bentuk tindakan dan perilaku, yang sesuai: (1)
             tuntutan  tugas, (2) batasan ketentuan,  dan (3)  kebutuhan  petani.
             Tindakan  dan perilaku petugas  kantor pertanahan,  yang  dibekali
             motif yang kuat ini, akhirnya menghasilkan tindakan dan perilaku
             yang tepat dan relevan.

                   Sementara itu, para petani juga memiliki motif saat menerima
             transmisi  nilai-nilai  pertanahan,  yaitu agar dapat:  memperjelas,
             melindungi,  dan memanfaatkan kepemilikan  tanah.  Motif ini
             mendorong para petani, untuk mengamati: (1) isi dan pelaksanaan
             sosialisasi, (2) pelayanan petugas kantor pertanahan, dan (3) prospek
             kepemilikan  tanah.  Hasil  pengamatan  petani  kemudian memicu
             kesediaan petani, untuk: (1) menghadiri sosialisasi, (2) berpartisipasi
             dalam sosialisasi, (3) menyiapkan alat bukti, (4) mengumpulkan data
             lapangan, (5) merespon pengumuman, dan (6) menerima sertipikat
             hak atas tanah.

                   Saat para petani  berinteraksi  dengan petugas  kantor
             pertanahan,  mereka membangun kepercayaan  dan hubungan.

 viii                                                                       ix
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15