Page 86 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 86

kerja dan kultur birokrasi Pemerintah Daerah (pengemban
                    teknis GTRA), antara lain:
                    a.  Alokasi  waktu  pendampingan di  lapangan oleh  OPD
                        tidak mungkin lebih dari 20 % karena fungsi lainnya;
                    b.  Pengambilan keputusan secara cepat untuk merespons
                        kebutuhan masyarakat atau situasi lapangan tidak dapat
                        dilakukan;
                    c.  Langkah kerja tergantung ada atau ketiadaan anggaran,
                        dan anggaran tergantung dari pengambilan keputusan
                        berkala menurut tahun anggaran;
                    d.  Kewenangan terbatas waktu dan aturan yang mengikat
                        nomenklatur, misalnya Subbidang Peternakan  dalam
                        Dinas Pertanian tidak dapat melayani peternakan non
                        pangan; pendampingan tidak dapat melampaui waktu
                        tahun anggaran tertentu.
                    e.  Egosektoral menyebabkan kolaborasi antarOPD menjadi
                        mustahil terjadi;
                    f.   Pendampingan    teknis   sebatas   penyuluhan dan
                        bimbingan teknis yang bersifat insidental;
                    g.  Secara kultural, jarak sosial antara OPD dan masyarakat
                        sudah  terbiasa  sangat jauh (OPD memposisikan  diri
                        sebagai pejabat  bukan pelayan rakyat,  dan  masarakat
                        memposisikan dirinya  sebagai  pelayan  bukan aktor
                        utama dalam  hidup  bernegara),  sehingga  daya gerak
                        masyarakat didorong  oleh      kepatuhan daripada
                        kesadaran.
                    h.  Pemahaman  Pemerintah  Daerah  mengenai Reforma
                        Agraria juga sangat penting membentuk visi dan misi
                        dari kerja Penataan Akses yang menjadi kewajibannya,
                        Penataan Akses dimaknai sebatas fasilitasi teknis untuk
                        pertumbuhan sesaat atau fasilitasi menuju kemandirian
                        dan  pertumbuhan berkelanjutan karena kegiatan
                        ekonomi memenuhi  prasyarat  sosial,  budaya,  dan
                        lingkungan hidup.




                                                                 BAB III  71
                                                     PENATAAN AKSES EKOLOGIS
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91