Page 195 - Prosiding Agraria
P. 195

180     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            kerjasama, pemanfaatan teknologi, dan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan sumber daya manusia
            sesuai dengan potensi Desa Cot Darat.
            Kata Kunci: Reforma Agraria, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Kesejahteraan Masyarakat, Desa Cot Darat,
            Kecamatan Samatiga


            A.  Pendahuluan

                 Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3), mengamanatkan pengelolaan
            kekayaan alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini ditegaskan dalam UU No. 5
            Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan Peraturan Presiden

            No. 62 Tahun 2023 yang menjadikan reforma agraria sebagai program krusial nasional untuk
            pemerataan  struktur  penguasaan  tanah.  Arisaputra (2021) menekankan bahwa  cakupan
            reforma agraria tidak hanya sebatas pengaturan kepemilikan dan pengelolaan tanah. Reforma
            agraria bukan hanya tentang tanah, tetapi mencakup pengaturan dan pengelolaan seluruh

            sumber daya alam di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan sistem pengelolaan yang
            adil dan berkelanjutan, demi meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Reforma agraria
            bertujuan untuk mengurangi ketimpangan penguasaan tanah,  mewujudkan kemakmuran
            rakyat, membuka lapangan kerja baru, memajukan akses masyarakat kepada sumber ekonomi,

            memastikan ketahanan pangan, melestarikan lingkungan hidup, dan menyelesaikan konflik
            agraria. Namun, implementasi reforma agraria seringkali terhambat oleh berbagai tantangan,
            seperti lambatnya proses sertifikasi tanah, konflik atas hak kepemilikan lahan, resistensi dari
            pihak-pihak yang berkepentingan, dan kurangnya dukungan infrastruktur dan pelatihan. Hal

            ini mengakibatkan kesenjangan antara cita-cita dan realita yang dialami oleh masyarakat.

                 Demi mencapai  cita-cita  reforma  agraria  yang bertujuan  untuk meningkatkan
            kesejahteraan rakyat melalui penataan aset dan penanganan akses, Direktorat Pemberdayaan
            Tanah Masyarakat, melalui  unit-unit  di  Kantor  Wilayah Badan Pertanahan Nasional  dan
            Kantor Pertanahan, ikut berperan dalam mengamati potensi, kontribusi, dan kepentingan

            masyarakat serta kondisi daerah dalam berkomitmen memberikan kontribusi terbaik dengan
            mengimplementasikan Pemberdayaan Tanah Masyarakat. Proses reforma agraria terbagi dua
            yaitu penataan aset dan penataan akses untuk kemakmuran rakyat. Dalam penataan aset,
            reforma agraria bergerak melalui strategi untuk redistribusi tanah sedangkan dalam penataan

            akses reforma agraria bergerak melalui rangkaian proses yang mencakup aspek lebih luas,
            termasuk akses terhadap sumber daya alam, keuangan atau modal, teknologi, pasar barang
            dan  tenaga kerja,  serta  distribusi  kekuatan  politik.  Oleh karena itu, melalui  penataan
            akses  dilakukan kegiatan  pemberdayaan masyarakat  untuk meningkatkan kesejahteraan

            masyarakat.  Hasil  yang diharapkan dengan adanya  partisipasi adalah  meningkatnya
            kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
            di setiap program kebijakan pemerintah melalui melibatkan masyarakat dalam pengambilan
            keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang (Hajar et

            al, 2018).
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200