Page 206 - Prosiding Agraria
P. 206
Nalar Argumentatif Pemberdayaan Masyarakat dalam Penataan Akses Reforma Agraria Pada Masyarakat Pesisir 191
(Studi di Desa Cot Darat, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat)
c. Kesalahan Teknis.
1) Lakukan komunikasi yang intensif dan terbuka antara Dinas Kelautan dan
Perikanan dan pemerintah Desa Cot Darat untuk menghindari miskomunikasi
dan kesalahan teknis.
2) Libatkan pihak ahli atau konsultan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
program untuk memastikan kelancaran dan efektivitas program.
3) Perlunya dilakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan program untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan teknis yang mungkin terjadi.
d. Ketidakcocokan Desain.
1) Adakan diskusi dan negosiasi antara Dinas Kelautan dan Perikanan dan pemerintah
Desa Cot Darat untuk mencapai kesepakatan mengenai desain kolam yang ideal.
2) Temukan solusi kompromistis yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan
keinginan kedua belah pihak.
3) Libatkan masyarakat Desa Cot Darat dalam proses pengambilan keputusan terkait
desain kolam untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
e. Persyaratan Teknis.
1) Adakan dialog dan negosiasi antara Dinas Kelautan dan Perikanan dan pemerintah
Desa Cot Darat untuk mencari solusi terbaik terkait persyaratan teknis
pembangunan kolam.
2) Cari alternatif solusi untuk memenuhi persyaratan teknis tanpa harus
menghilangkan keinginan masyarakat, seperti penggunaan sumber air alternatif
atau modifikasi desain kolam.
3) Buatlah kesepakatan bersama yang memuat solusi yang telah disepakati dan
mekanisme pelaksanaan solusinya.
Penerapan solusi-solusi tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi kendala yang
ada dan meningkatkan efektivitas program pemberdayaan di Desa Cot Darat.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Program Pemberdayaan Masyarakat di Desa Cot Darat melalui Penanganan Akses
Reforma Agraria (PARA) mempunyai strategi yang berfokuskan pada pembuatan
kolam ikan dengan bantuan bibit dan pakan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan ketahanan pangan lokal. Program ini dijalankan melalui enam tahapan utama
dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kelompok tani, dan
masyarakat Desa Cot Darat.
2. Implementasi program PARA masih menemui beberapa kendala di awal
pelaksanaannya, seperti kurangnya koordinasi antar pihak, dana bantuan yang tidak