Page 211 - Prosiding Agraria
P. 211

196     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            fisik dan potensi  non fisik.  Setelah pemetaan potensi fisik dan  non fisik wilayah, diperlukan
            inventarisasi stakeholders, proses produksi, penambahan nilaihasil produksi dan pemasarannya
            dalam menyusun rencana tersebut. Semua proses ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan

            masyarakat di lokasi yang telah ditetapkan sebagai obyek penataan akses.
                 Penataan akses yang dikembangkan tiap daerah menyesuaikan potensi dan hasil pemetaan

            sosial di daerah tersebut. Dari potensi dan hasil pemetaan sosial disusun suatu model yang
            paling sesuai agar dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan dan diharapkan dapat
            meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat

            dalam penataan akses juga dilakukan di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
                 Penataan akses di Kabupaten Tegal menjadi menarik dijadikan obyek penelitian, karena

            di Kabupaten Tegal pada tahun 2024, terdapat variasi pelaksanaan Penataan Akses Reforma
            Agraria (PARA) dari mulai pertama yang dilaksanakan di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu,
            PARA tahun kedua dilaksanakan di Desa Dermasandi, Kecamatan Pangkah, dan PARA tahun

            ketiga  dilaksanakan  di Desa Bumiwah,  Kecamatan Bojong. Dengan  adanya  variasi  tahun
            pelaksanan PARA di Kabupaten Tegal akan menarik tempat obyek penelitian. Variasi jenis
            pemberdayaan dan penyusunan model penataan akses akan dikaji mulai dari model awal
            disusun sampai dengan pelaksanaan di tahun ketiga, sehingga akan diketahui sejauh mana
            PARA ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada obyek PARA.



            B.  Metode Penelitian

                 Metode penelitian yang digunakan dengan Mixed Methods of Concurrent Embedded.
            Sugiyono (2017,  hlm.499)  mengemukakan bahwa “Desain  concurrent  embedded  adalah
            metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
            dengan cara mencampur kedua metode tersebut secara tidak seimbang. Dalam satu kegiatan
            penelitian mungkin 70% menggunakan metode kualitatif dan 30% metode kuantittatif atau

            sebaliknya”.

                 Pada analisis data kuantitatif dilakukan dengan pengkelas tingkat kesejahteraan sesuai
            hasil  penhitungan  dari 8  (delapan)  indikator kesejahteraan menurut  Sugiharto (2007).
            Berdasarkan Sugiyono (2007) cara penentuan rentang, kelas dan interval dalam proses scoring
            adalah sebagai berikut:

                 1.  Penentuan rentang (R)

                    R = (Data terbesar–Data terkecil) + 1
                    R = ((8x3)-(8x1) + 1
                    R = 17

                 2.  Penentuan Panjang Kelas
                    Panjang kelas = Rentang/Jumlah Kelas

                    Panjang kelas = 17/3
                    Panjang kelas = 5 (dibulatkan kebawah)
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216