Page 345 - Prosiding Agraria
P. 345
330 STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
tanah merupakan salah satu upaya untuk menjaga tanah dari konversi penggunaan lahan
yang masif sehingga cadangan karbon pada lahan akan terjamin keberlanjutannya.
Penerapan pembangunan hijau berbasis kewenangan di tingkat Provinsi sudah berjalan
beberapa tahun terakhir. Provinsi Jambi sebagai wilayah penghasil komoditas kelapa sawit
terbesar di dunia memiliki peran strategis dalam pembangunan green economy (Rustiadi et
al., 2023; Umayah et al., 2021). Pemanfaatan lahan dari sektor kehutanan dan perkebunan
memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap perekonomian dan penyediaan jasa
lingkungan. Komoditas unggulan Provinsi Jambi dari sektor perkebunan merupakan hasil
dari perkebunan kelapa sawit dan karet. Ekspansi pemanfaatan lahan meningkat ditandai
dengan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi sejak tahun 2001 hingga
2022 sebesar lebih kurang 60% (BPS, 2024). Ekspansi pemanfaatan lahan untuk selain
berdampak pada sektor ekonomi, memberi dampak pada perubahan lingkungan (Utami et
al., 2017). Perubahan lahan dalam upaya pembangunan ekonomi tersebut berdampak pada
kualitas air tanah dan udara. Salah satu wilayah dengan pemanfaatan lahan paling luas untuk
perkebunan kelapa sawit terletak di Kabupaten Batang Hari. Usaha perkebunan kelapa sawit
menyumbang PDRB tertinggi di Kabupaten Batang Hari diikuti dengan usaha perkebunan
karet.
Penataan pemanfaatan lahan di Kabupaten Batang Hari turut serta diatur melalui
beberapa program yang dilaksanakan oleh Kementerian ATR/BPN melalui reforma agraria.
Penataan hak atas tanah diatur melalui kegiatan program redistribusi tanah. Program
redistribusi tanah yang di Kabupaten Batang Hari bertujuan untuk pemerataan struktur
kepemilikan tanah oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan
menjamin kelestarian lahan yang dikelola masyarakat (Hijriah, 2023). Program redistribusi
tanah berpotensi menyumbang implikasi yang besar terhadap dinamika tutupan lahan dan
berdampak terhadap serapan karbon dan sistem iklim global (Fadhli et al., 2021). Perubahan
penggunaan lahan menimbulkan transisi dari ekosistem alami ke lahan pertanian atau
perkotaan akan berdampak cukup signifikan pada kapasitas ekosistem darat untuk menyerap
dan menyimpan karbon. Oleh karena itu, memahami dampak program redistribusi tanah
terhadap cadangan karbon sangat penting untuk menginformasikan kebijakan penggunaan
lahan, mitigasi perubahan iklim, dan mengedepankan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dasar pemikiran di balik penelitian ini terletak pada kebutuhan untuk menilai secara
komprehensif efektivitas program redistribusi tanah terhadap cadangan karbon dan mitigasi
perubahan iklim. Penelitian berfokus pada jangka waktu sepuluh tahun dengan tujuan untuk
menangkap fluktuasi tren jangka panjang dalam perubahan tutupan lahan dan dinamika
cadangan karbon, sehingga dapat memberikan wawasan yang berharga mengenai dampak
berkelanjutan dari inisiatif redistribusi tanah. Selain itu, dengan memanfaatkan analisis
teknik geoinformasi, termasuk penginderaan jauh perubahan tutupan lahan dan cadangan
karbon dapat diukur secara efektif, sehingga memungkinkan penilaian yang kuat terhadap
tren yang diamati (Pandapotan Situmorang et al., 2016; Tokar et al., 2020).