Page 679 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 679
Dimana Tidak Ada Gerakan
alan-persoalan tentang perhatian langsung terhadap pendu-
duk pedesaan, termasuk tenaga kerja paksa, perpindahan
dan relokasi paksa, berubah dari masalah yang diabaikan
dalam forum internasional menjadi pusat diskusi inter-
300
nasional tentang hak asasi manusia di Burma, semua
karena aksi-aksi itu; sama halnya, laporan-laporan dari
organisasi lokal dan internasional yang sekarang sering
mengakui strategi bertahan hidup pengungsi orang Kar-
en, 301 yang tidak menjadi masalah lima tahun lalu. Berla-
wanan dengan pernyataan Fox dan Starn, ‘efek bumerang’
nampak menjadi pilihan yang sangat layak, namun jika hal
itu terjadi akan memerlukan aktor eksternal untuk memulai
keterlibatandengan penduduk desa dan bukan sebaliknya.
Salah satu ‘gerakan agraria transnasional’ yang di-
wakili dalam konferensi panel yang gagal menjawab
pertanyaan saya mengenai gerakan solidaritas adalah Via
Campesina. Didirikan pada tahun 1993 oleh sekelompok
petani dan gerakan petani dan organisasi di Amerika dan
Eropa (Borras 2004, 3), Via Campesina sekarang menya-
takan diri sebagai
gerakan petani internasional, produsen kecil dan
menengah, tunakisma, perempuan pedesaan, masya-
rakat adat, pemuda pedesaan dan pekerja pertanian.
Kami mempertahankan nilai-nilai dan kepentingan dasar
anggota kami. Kami adalah gerakan otonom, pluralis
dan multikultural, bebas dari afiliasi politik, ekonomi,
atau afiliasi jenis lain. Anggota kami berasal dari 56
negara dari Asia, Afrika, [E]ropa, dan Amerika. 302
300 Sebagai contoh, tekanan oleh International Labour Organization
sejak tahun 1997 akhirnya memaksa SPDC untuk secara formal
melarang kerja paksa (meskipun tak dilaksanakan) (lihat see http:/
/www.ilo.org/public/english/region/asro/yangon/).
301 Lihat TBBC (2007, 4), South (2006, 87), BI / PWF (2006, 23-4).
302 Lihat website Via Campesina (http://www.viacampesina.org/
665

