Page 675 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 675
Dimana Tidak Ada Gerakan
hubungan antara perlawanan di tingkat desa dengan aktor
transnasional, penting untuk mendiskusikan tuduhan
bahwa penduduk pedesaan tidak cukup memberikan
dukungan kepada ‘gerakan’ di Burma.
Perlu dicatat bahwa peemberontakan para biksu tidak
berlangsung dalam isolasi. Peristiwa ini mengikuti eskalasi
metode yang lebih halus protes perkotaan yang telah ber-
kembang selama tiga tahun terakhir. Termasuk kampanye
‘kemeja putih’, yang melibatkan orang-orang yang me-
nunjukkan perlawanan mereka terhadap rezim dengan
mengenakan kemeja putih pada hari-hari tertentu; kam-
panye doa, ketika orang-orang mengenakan warna kuning
untuk berdoa secara pribadi bagi tahanan politik di Pa-
goda Shwedagon di Rangoon pada hari Selasa; dan
kampanye petisi, dengan petisi rahasia yang beredar di
seluruh kota. Setiap kali rezim berusaha untuk membu-
296
barkan kampanye-kampenye tersebut (misalnya, dengan
mengerahkan preman yang dibayar untuk menyemprotkan
air pada orang-orang yang sedang berdoa di Shwedagon
atau dengan menangkap mereka yang dicurigai memulai
petisi), sebuah bentuk protes baru yang muncul untuk
melengkapi atau menggantikan yang lama. Pola ini terus
berlanjut sejak kekerasan terhadap protes para biksu pada
September 2007, dengan semboyan yang mengandung
nama-nama para pemimpin junta yang muncul di leher
anjing-anjing liar, dan pemboikotan rapat umum SPDC
yang wajib dihadiri. 297 Sementara itu, orang-orang perko-
article.php?art_id=8984 ).
296 Lihat “Junta warns of ation against student group”, The Irrawaddy,
31/11/2006 (http://www.irwandy.org/article.php?art_id=6307).
297 Lihat “protesting dogs are now on the regime’s wanted list, The
Irrawaddy, 12/10/2007 (http://www.irrawaddy.org/
article.php?art_id=8998, diakses 31/10/2007), dan “Unlikely resis-
tance in Burma’s Mandalay”, BBC News, 25/10/2007 (http://
news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pasific/7060424.stm)
661

