Page 50 - Tanah Hutan Rakyat
P. 50
Tanah Hutan Rakyat 37
petani Desa Kalimendong telah bekerjasama satu sama lain,
yang dalam terminologi lokal disebut “bebarengan”. Kerjasama
ini diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang baik, bahkan lebih
baik, atau “luwih becik”. Mereka juga berpandangan, bahwa
bekerjasama (bebarengan) merupakan sesuatu yang lebih
baik (luwih becik), ketika mereka bekerja dengan sungguh-
sungguh (nyambut gawe sing temenan). Hal ini akan memberi
mereka kesempatan untuk membangun (mbangun) Desa
Kalimendong agar lebih tertata lagi (sing temoto). Dengan
kata lain para petani memiliki pandangan, yaitu “Luwih becik
bebarengan, nyambut gawe sing temenan, mbangun desa sing
temoto.”
Profesi sebagai petani yang mendominasi Desa
Kalimendong, sesungguhnya lebih banyak dibentuk oleh rasa
percaya diri masyarakat, yang ingin berupaya menjadi anggota
masyarakat yang mandiri. Secara teoritik diketahui, bahwa
pemikiran, sikap, tindakan dan perilaku anggota masyarakat
tidaklah dideterminir atau ditentukan oleh pihak lain di luar
dirinya, melainkan dia sendirilah yang menentukan pemikiran,
sikap, tindakan dan perilakunya. Berbekal kemampuan,
kepercayaan, dan potensi yang dimilikinya, maka anggota
masyarakat tersebut menetapkan pemikiran, sikap, tindakan,
dan perilakunya.
D. Kondisi Sosio-Ekonomi
Hutan rakyat di Desa Kalimendong pada tahun 2013
ditanami dengan: Pertama, salak pondoh sebanyak 336.205
pohon; Kedua, kayu albasia (sengon) berdiameter 10 – 24 cm