Page 161 - ESSAI AGRARIA 22.indd
P. 161

masyarakat.  Humas  Kantah  Kota  Yogyakarta  (2022)  menjelaskan
            dalam  laman  publikasinya  bahwa  sedang  dilakukan  transformasi
            digital dalam pelayanan pertanahan. Sebut saja berbagai pelayanan
            seperti pengaduan online, aplikasi sentuh tanahku, Hak Tanggungan
            Elektronik, hingga OSS perizinan KKPR. Babich (2019) menjelaskan
            dalam tulisannya bahwa sebuah layanan diberikan untuk memberi
            kepuasan kepada pemohon atau pengguna layanan. Arti dari kepuasan
            sendiri adalah layanan yang mudah, murah, cepat, transparan, dan ada
            kepastian terhadap hasil layanan (Kusmiarto, 2021). Berbagai aplikasi
            dan situs pertanahan tersebut dibuat juga sebagai upaya memudahkan
            masyarakat  dalam mengurus  urusan  tanahnya. Sayangnya, hal
            tersebut belum bisa mengatasi permasalahan pelayanan pertanahan
            yang terkesan panjang dan berbelit-belit.

                Luasnya  wilayah  Indonesia  dengan  kemajuan  setiap
            daerah yang  belum  merata  menjadi salah satu  penyebab belum
            optimalnya pelayanan pertanahan secara digital. Dapat dikatakan
            bahwa hanya masyarakat di perkotaan yang paham akan teknologi
            dapat merasakan pelayanan tersebut. Sering kali, melalui layanan
            pengaduan  online  yang terkesan  “tanggap”  juga tidak  dapat
            menyelesaikan masalah masyarakat karena banyaknya  antrean
            pengaduan  hingga  kompleksnya  permasalahan  sehingga  tidak
            bisa diselesaikan secara cepat. Laman sosial media Kementerian
            ATR/BPN  juga dipenuhi oleh  keluhan  masyarakat akan sulitnya
            melakukan  urusan soal  tanahnya  baik  itu  pembuatan sertipikat
            ataupun  peralihan  hak  atas  tanah.  Kompleksitas  pelayanan
            pertanahan  tidak dapat dipungkiri  karena  penerbitan  sertipikat
            tanah merupakan  produk hukum  yang menunjukkan kepastian
            hukum antara bidang tanah dan pemegang hak (Ramahani 2017).
                  Birokrasi  ataupun pelayanan pertanahan  yang  terkesan
            panjang  tersebut  akhirnya membuat masyarakat lebih memilih
            untuk memanfaatkan jasa PPAT  atau bahkan  calo  sehingga biaya



            150   Akselerasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Pertanahan dan Tata Ruang
                  Menuju Sebesar-Besarnya Kemakmuran Rakyat
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166