Page 178 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 178
BAB V
Penutup
Perubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun dapat
diidentifikasi melalui media penginderaan jauh dalam deret waktu
yang tidak sebatas di masa lalu dan sekarang, tetapi juga di masa
mendatang. Rapid mapping yang dilakukan dapat mengetahui
perubahan luasan dan karakteristik jenis penggunaan tanah yang
telah mengubah lahan pertanian. Kerangka kerja DPSIR mampu
menjawab berbagai faktor perubahan dan pengendalian alih fungsi
lahan pertanian.
Penggunaan tanah di Kabupaten Sleman terdiri atas lima
klasifikasi yaitu hutan, lahan terbangun, kebun/tegalan, sawah, dan
perairan. Perubahan dan prediksi penggunaan tanah dari tahun 2003-
2043 menunjukkan luasan hutan stagnan, lahan terbangun meningkat
sebesar 195,389%, kebun/tegalan menurun sebesar 16,420%, sawah
menurun sebesar 60,990%, dan perairan menurun sebesar 11,348%.
Perubahan yang terjadi di Kabupaten Sleman disebabkan
oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin bertambah,
perkembangan desa perdesaan menjadi desa perkotaan, ekspansi
lahan yang disebabkan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY),
peningkatan sektor pariwisata, dan perkembangan perguruan tinggi
yang semakin meluas. Perubahan tersebut juga didorong oleh
pemberian izin yang tidak konsisten, pembangunan infrastruktur
perkotaan menjadi prioritas, dan pesona keindahan alamnya. Kondisi
saat ini menunjukkan lahan pertanian sudah banyak berubah menjadi
lahan terbangun, transaksi jual beli tanah semakin meningkat setiap