Page 175 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 175

konflik petani dan pemangku kepentingan karena sudah dilakukan
            pembangunan  tepat sasaran  dan  terbagi  untuk sektor  pertanian
            dan non  pertanian. Permasalahan dampak  kerusakan  sumber daya
            tanah dan air dapat diminimalisir  saat  pembangunan  infrastruktur
            di  kawasan  pertanian  tidak  sesuai  dengan kebutuhan jaringan
            infrastruktur bagi  sektor non  pertanian, maka minat masyarakat
            akan menurun  untuk membangun  akhirnya  fragmentasi lahan
            yang merusak sumber daya tanah dan air dapat dicegah. Solusi dari
            tindakan ini dapat menyelesaikan berbagai faktor permasalahan yang
            nantinya ketahanan pangan dapat meningkat di masa mendatang.
                Perubahan dan prediksi penggunaan tanah melalui pemodelan
            spasial  dan  penginderaan jauh  dapat menjawab berbagai  faktor
            permasalahan  pada kerangka kerja DPSIR  di Kabupaten Sleman.
            Kajian yang dilakukan oleh Genet (2020) dan Ganaie dkk. (2021) telah
            membuktikan faktor demografis yaitu perubahan populasi memiliki
            hubungan  kuat  terhadap perubahan penggunaan  tanah  melalui
            analisis  spatio-temporal.  Faktor penyebab pertumbuhan  jumlah
            penduduk dapat terjawab melalui analisis spasial yang telah terjadi
            peningkatan lahan terbangun dari tahun 2003-2023. Prediksi lahan
            terbangun dari tahun 2023-2043 menunjukkan tren kenaikan secara
            konsisten yang dapat menjadi pertimbangan pemangku kepentingan
            untuk mengendalikan  populasi  penduduk  di Kabupaten Sleman
            yang bisa menjadi  salah  satu  faktor  alih  fungsi lahan  pertanian  di
            masa mendatang. Kajian oleh Wubie dkk. (2020) membahas tentang
            perubahan  penggunaan  tanah dari  waktu  ke waktu  mengalami
            pembangunan lahan  terbangun ke  pinggiran kota  dan memasuki
            wilayah perdesaan di Bahir Dar, Etiopia. Faktor penyebab perubahan
            desa perdesaan menjadi desa perkotaan yang semakin banyak telah
            diperkuat dari peningkatan  lahan  terbangun dan penurunan  lahan
            pertanian  terjadi  secara konsisten  di  seluruh kalurahan. Prediksi
            mendatang menunjukkan tren berlanjut yang dapat memberi peluang
            transisi  desa perdesaan  menjadi  desa  perkotaan,  padahal  saat  ini
            tersisa sedikit kalurahan yang masih berstatus desa perdesaan.





            144   Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
                  Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180