Page 171 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 171

lingkungan; (iv)  kepastian hukum  dalam  perizinan; (v) mencegah
            potensi konflik; (vi) pembangunan berkelanjutan secara ekosentris;
            serta (vii) peningkatan investasi.

                Tindakan melalui harmonisasi regulasi keruangan dan perizinan
            pemanfaatan  ruang secara  single  reference diharapkan dapat
            menyelesaikan faktor penyebab yaitu penetapan kawasan dan lahan
            secara pasti untuk kawasan APY, kebutuhan pariwisata, dan perluasan
            pembangunan perguruan tinggi. Tindakan ini dapat menyelesaikan
            faktor tekanan yaitu pembangunan infrastruktur dan kondisi saat ini
            yaitu alih fungsi lahan pertanian dan resapan air, serta jual beli tanah
            harus mengikuti ketentuan pemanfaatan ruang yang Diperbolehkan
            (I),  Diizinkan  Terbatas (T), Diizinkan Bersyarat (B),  dan  Tidak
            Diizinkan (X). Faktor  tekanan  terkait  inkonsistensi pemberian
            perizinan alih fungsi lahan dan kondisi saat ini terkait ketidaksesuaian
            penggunaan tanah terhadap regulasi keruangan serta ketidaksesuaian
            antara  regulasi  keruangan dapat diselesaikan dengan  koordinasi
            instansi  yang berkepentingan  untuk menyatukan  one  map policy
            dan pelaksanaan KKPR melalui OSS-RBA secara konsisten. Dampak
            terkait konflik  petani  dan  pemangku kepentingan  serta kerusakan
            sumber daya alam dapat dicegah melalui perizinan KKPR yang sudah
            terintegrasi  dengan RDTR melalui OSS-RBA,  sehingga  pemberian
            sanksi terhadap masyarakat yang melanggar dapat dilakukan secara
            integrasi di sistem tersebut.
                Kedua,  pemberdayaan  dilakukan  kepada para petani  melalui
            berbagai pelatihan yaitu: (i) program Sleman Kawasan Pertanian Sehat;
            (ii) pengembangan luas lahan; (iii) penanganan hama dan penyakit;
            (iv) penggunaan teknologi untuk pengawasan dan pengelolaan; (v)
            serta penerapan distribusi penjualan. Pemberdayaan juga dilakukan
            untuk generasi muda akan ditempatkan pada program JPM sebagai
            upaya regenerasi petani. Petani milenial didukung melalui tiga aspek
            yaitu penggunaan smart farming, peningkatan usaha melalui KUR,
            dan kolaborasi  dengan berbagai mitra.  Keberadaan  wanita juga
            diperhatikan melalui  program KWT  yang memberikan  pelatihan
            urban  farming. Kegiatan FGD  dilakukan  pemangku kepentingan



            140   Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
                  Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176