Page 169 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 169
beli para petani sangat rendah terhadap daya tukar. Kemampuan daya
beli yang rendah menyebabkan terganggunya penggarapan lahan,
penanaman bibit, perawatan tanaman, dan distribusi panen. Kelima,
ketidaksesuaian penggunaan tanah tahun 2023 terhadap regulasi
keruangan LSD dan KP2B. Hasil analisis menunjukkan penggunaan
tanah tahun 2023 terhadap LSD yang sesuai seluas 12.240,631 ha
dan tidak sesuai seluas 3.619,420 ha. Penggunaan tanah terhadap
KP2B menunjukkan area yang sesuai seluas 15.291,787 ha dan tidak
sesuai seluas 2.705,245 ha. Keenam, inkonsistensi lokasi lahan
pertanian antara regulasi keruangan LSD dan KP2B yang memiliki
kesesuaian seluas 11.576,022 ha dan tidak sesuai seluas 5.073,163
ha. Ketidaksesuaian ini terjadi saat tidak adanya koordinasi yang
baik untuk mencapai kesepakatan one map policy maupun adanya
kepentingan ego sektoral pada kegiatan tata ruang dan wilayah.
Perubahan yang terjadi telah menyebabkan dampak buruk
terhadap subjek dan objek di sektor pertanian. Pertama, RTUP pada
tahun 2013 berjumlah 110.285 orang dan pada tahun 2023 berkurang
menjadi 86.711 orang. Jumlah UTP tahun 2023 menunjukkan lahan
pertanian yang dimiliki petani dengan luasan dibawah 1 ha sebanyak
87.359 unit dari total keseluruhan UTP sebanyak 89.251 unit. Jumlah
petani gurem yang memiliki kepemilikan lahan dibawah 0,5 ha pada
tahun 2023 sebanyak 80.242 orang. Mayoritas petani yang hanya
memiliki luas lahan sedikit menyebabkan kebutuhan ekonomi
menjadi tidak tercukupi. Jumlah lahan pertanian yang semakin sedikit
bahkan habis di masa mendatang menyebabkan jumlah pengangguran
d dapat meningkat dari sektor pertanian. Penurunan profesi petani
juga disebabkan oleh generasi muda tidak ingin mengikuti jejak orang
tuanya. Kemajuan teknologi membuat generasi muda dapat memilih
pekerjaan lainnya yang lebih cepat menghasilkan pendapatan.
Kedua, konflik terjadi antara para petani dengan pelaku bisnis
dan pemerintah. Pelaku bisnis mulai membangun rumah makan,
hotel, dan lainnya di kawasan pertanian. Pembangunan menggunakan
jaringan sungai untuk kegiatan pariwisata yang membuat petani
kekurangan suplai air. Pembangunan yang menyebar membuat
138 Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian