Page 182 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 182

sosial. Dalam perspektif modernisasi pembangunan
                            (developmentalism)  sekalipun,  Penataan  Akses
                            Inklusif dapat menjadi praktik yang selaras dengan
                            SGDs. Dalam  perspektif Pembangunan Kritis,
                            Penataan  Akses Inklusif membuka kemungkinan
                            baru perluasan  konsep  Reforma Agraria untuk
                            tidak  terjebak pada persoalan  kesejahteraan  dan
                            kepastian hak dengan asumsi semua kondisi WNI
                            sama, mengingat keadilan sosial (termasuk keadilan
                            berbasis gender dan  disabilitas)  masih  sering
                            berhenti menjadi  jargon  dalam  semesta Reforma
                            Agraria, misalnya: ketiadaan Sertipikat Tanah yang
                            dapat diakses bagi difabel netra dan pemberian hak
                            atas tanah bagi difabel—terkecuali difabel mental/
                            intelektual  yang  memerlukan  perwalian yang
                            adil, masih jarang terjadi  karena difabel dianggap
                            tidak mampu mengelola aset, dan Penataan Akses
                            yang khusus  untuk  difabel juga belum  pernah
                            dirintis  karena difabel dianggap  kelompok  yang
                            produktivitasnya rendah seperti halnya perempuan
                            dan lansia.

                        b.  Keterbatasan
                            Penataan Akses Inklusif sesungguhnya tidak sekadar
                            praktik  pemberdayaan berwawasan GEDSI  atau
                            mempertimbangkan  ketidakadilan sosial  semata,
                            tetapi  juga  secara nyata mengintegrasikan  faktor-
                            faktor  yang memengaruhi  bahkan menentukan
                            keberlanjutan, mengingat bahwa kelompok rentan
                            merupakan  jumlah  terbanyak  WNI dan dapat
                            digerakkan  untuk berpartisipasi  dalam Reforma
                            Agraria dari sisi Penataan Akses. Namun, terdapat
                            faktor di luar model sosial dan budaya yang turut
                            menentukan keberlanjutan  yaitu lingkungan
                            hidup. Gagasan dan aktivitas ekonomi yang inklusif
                            sekalipun belum  tentu  dapat berkelanjutan jika


                                                                 BAB III  167
                                                    PENATAAN AKSES INKLUSIF
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187