Page 23 - PELAYANAN TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM MEMBANGKITKAN IKLEM PEREKONOMIAN
P. 23
rumput laut. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada tahun 2020,
ekspor rumput laut mencapai 195.574 ton (Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, KKP, 2021). Angka ini tentu tidak sebanding
dengan luas wilayah perairan di Indonesia. Mengingat luasnya
wilayah perairan Indonesia, seharusnya bisa dihasilkan lebih
banyak rumput laut dalam tiap tahunnya. Ketidakseimbangan
ini dikarenakan beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki
potensi pembudidayaan rumput laut masih kurang diperhatikan
dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar atau pemerintah
setempat. Salah satu daerah yamg memiliki potensi dalam
budidaya rumput laut adalah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua
Barat. Kabupaten Fakfak memiliki potensi produksi rumput laut
yang sangat besar sehingga dapat dijadikan nilai tambah dalam
meningkatkan produksi rumput laut di Indonesia. Namun,
menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) rumput laut
masih belum dikembangkan secara optimal di daerah tersebut
(Ambari, 2018). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan
dengan memperhatikan pola penggunaan ruang yang baik
sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi
yang optimal dan berkelanjutan.
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Fakfak
Rumput laut (seaweed) merupakan salah satu komoditas laut
yang potensial dan populer dalam dunia perdagangan, baik skala
nasional maupun internasional (Priono, 2016). Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya jumlah konsumen rumput laut di berbagai
negara seperti Cina, Jepang, Korea, dan negara-negara lain (Dewi,
2012). Awalnya rumput laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, namun seiring dengan perkembangan sains dan teknologi,
rumput laut selain sebagai bahan makan makanan juga dapat
4 Pelayanan Tata Ruang dan Pertanahan
Dalam Membangkitkan Iklim Perekonomian