Page 26 - PELAYANAN TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM MEMBANGKITKAN IKLEM PEREKONOMIAN
P. 26
1. Lokasi Penampungan Benih
Penampungan benih dapat dibuat dengan menggunakan
kerangka besi berjejaring kawat. Cara lain dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan berupa rotan atau bambu
dengan ukuran misalnya 2 m × 2 m × 1,5 m (Priono, 2016).
Lokasi penampungan benih harus ditempatkan dekat dengan
lokasi penanaman agar pengangkutan benih menuju lokasi
penanaman tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga
meminimalisir adanya kerusakan benih sebelum ditanam.
2. Lokasi Penanaman
Lokasi penanaman haruslah memenuhi standar lokasi
penanaman rumput laut yang baik, diantaranya adalah
gelombang yang tidak terlau besar (perairan yang tenang),
areal lahan yang cukup landai, pasang surut hanya berkisar
1,5 s/d 2,5 m, dan aksesibilitas jalan yang baik (Priono, 2016).
Selain itu, lokasi penanaman rumput laut harus dekat dengan
pemukiman warga untuk memudahkan akses tenaga kerja. Hal
ini dikarenakan selama proses penanaman, rumput laut harus
selalu dipantau dari serangan faktor eksternal seperti lumut atau
predator laut lainnya yang mengganggu terhadap pertumbuhan
rumput laut. Penanaman rumput laut di Kabupaten Fakfak
dapat menggunakan metode rakit yang terdiri dari 6 unit rakit
dengan ukuran 4 m × 6 m untuk setiap unit (The Food and Land
Use Coalition, 2019).
3. Lokasi Pengeringan
Lokasi pengeringan dibutuhkan sebagai tempat mengeringkan
hasil panen rumput laut setelah ditanam kurang lebih 45 s/d
60 hari setelah penanaman (Priono, 2016). Lokasi pengeringan
harus berada tidak jauh dari lokasi penanaman agar rumput laut
hasil panen tidak hancur, pecah, atau putus sebelum sampai
Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Informasi Pertanahan dan 7
Penataan Ruang untuk Percepatan Pembangunan Daerah