Page 25 - PELAYANAN TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM MEMBANGKITKAN IKLEM PEREKONOMIAN
P. 25
Tabel di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Fakfak,
khususnya pada kawasan konservasi Teluk Berau dan Teluk
Nusalasi-Van Den Bosch memiliki potensi yang baik dan sesuai
dalam pengembangan budidaya rumput laut. Oleh karena itu,
Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya menjadikan
wilayah ini sebagai wilayah yang diharapkan mampu menjadi
salah satu sentra pengembangan komoditas rumput laut
Indonesia (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018). Dalam
rangka mencapai target tersebut, maka pengelolaan tata ruang
di Kabupaten Fakfak harus direncanakan dengan baik untuk
meminimalisir adanya ketidaktepatan penggunaan ruang
yang dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem sekitar.
Pengelolaan tata ruang dapat dilakukan dengan memperhatikan
Sistem Informasi Tata Ruang Nasional (SITARUNAS) yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang. Selain itu, pengelolaan tata ruang harus
memperhatikan tata guna lahan dan zonasi di Kabupaten Fakfak.
Berdasarkan publikasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua Barat (2018), Gubernur Papua Barat telah menetapkan
bahwa kawasan konservasi di daerah Fakfak dikelola dengan
tipe taman pesisir yang terbagi atas taman pesisir Teluk Berau
dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch. Dengan memperhatikan
aspek tata ruang, budidaya rumput laut di Kabupaten Fakfak
akan terencana dengan baik sesuai dengan ketetapan yang telah
diberlakukan sehingga pengelolaannya menjadi lebih terarah dan
terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan kebermanfaatannya.
Untuk meningkatkan produktivitas rumput laut, maka alokasi
ruang untuk kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Fakfak
harus meliputi lokasi penampungan benih, lokasi penanaman,
lokasi pengeringan, dan jalur distribusi hasil rumput laut.
6 Pelayanan Tata Ruang dan Pertanahan
Dalam Membangkitkan Iklim Perekonomian