Page 24 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 24
Buku ini bermanfaat memberikan tuntunan ke arah itu kepada
peneliti dalam melakukan persiapan penelitian sehingga
tercapai hasil penelitian yang enak dan unik.” (Prof. Dr. Wayan
P. Windia, S.H., M.Si, Guru Besar Hukum Adat Fakultas
Hukum Universitas Udayana, Denpasar).
“Karya Noer Fauzi Rachman dan Ahmad Nashih Luthfi ini
mengingatkan dua hal penting dari bibliografi beranotasi
dan kajian pustaka dalam riset akademik. Pertama, ia dapat
memperkaya informasi dan data yang kita butuhkan untuk
membangun dan memperkuat narasi dan argumentasi
kajian yang sedang kita kerjakan. Kedua, yang lebih penting
lagi melalui bibliografi beranotasi dan kajian pustaka kita
dapat merumuskan intervensi kesarjanaan (scholarship
intervention): mengetahui posisi riset kita dan menempatkan
riset kita ke dalam perdebatan akademik yang sudah ada
dengan menawarkan argumentasi, konsep, metode, dan
teori yang baru. Jika riset kita dapat menghasilkan intervensi
kesarjanaan maka setidaknya riset kita telah berkontribusi
dalam historiografi.” (Wildan Sena Utama, Mahasiswa
Doktoral Departemen Sejarah University of Bristol dan dosen di
Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada).
“Untuk bisa didengar, kita terlebih dahulu perlu mendengar
dengan baik. Agar tulisan kita dibaca, kita terlebih dahulu
perlu membaca dengan cermat. Terlibat dalam perbincangan
akademik seperti memasuki satu bilik perdebatan. Kita perlu
tahu apa yang sedang dibicarakan dan apa pandangan dari
orang-orang terkait dengan permasalahan tertentu. Tanpa bekal
itu, suara kita dalam ruangan akan terdengar seperti gerutu,
xxiii