Page 19 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 19

perkembangan pemikiran seputar persoalan yang akan ditulis/

            dikaji para aktivis itu. Buku ini, dengan demikian, akan sangat
            membantu para aktivis, bahkan siapa saja, untuk keluar dari
            sindrom penemu pertama itu. Dengan demikian, khususnya

            para aktivis sosial, pada akhirnya akan turut menyumbang
            perkembangan ilmu pengetahuan, karena ia tidak lagi
            hanya sekedar mengulang-ulang apa yang sebenarnya sudah

            disampaikan para pengaji yang lebih awal.” (R. Yando Zakaria,
            antropolog, pendiri dan peneliti pada Pusat Kajian Etnografi
            Komunitas Adat).


            “Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka memainkan dua
            peran penting dalam merawat tradisi keilmiahan. Peran

            pertama yaitu merawat kejujuran sebagai salah satu sikap etis
            dalam kehidupan sosial komunitas saintifik. Peran keduanya
            adalah menyediakan dokumentasi yang handal mengenai
            bangunan pengetahuan terhadap suatu topik atau bidang.

            Bangunan pengetahuan yang disajikan memang ringkas,
            namun catatan-catatan evaluatif dan kritis terhadap naskah,

            menjadikan Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka, lebih
            dari sekedar dokumentasi. Kajian Pustaka merupakan bagian
            dari manajemen produksi pengetahuan agar pemikiran-
            pemikiran baru terus betumbuh. Dua peran itu sudah lebih

            dari cukup untuk meyakinkan siapapun yang ingin menjadi
            ‘pengrajin’ pengetahuan, agar membaca naskah penting ini.”
            (Rikardo Simarmata, PhD. Dosen Fakultas Hukum, Universitas

            Gadjah Mada. Lulusan Leiden University, Belanda).









                                          xviii
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24