Page 15 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 15
Boleh jadi saya keliru, namun saya baru menemukan pustaka
berbahasa Indonesia yang membahas mengenai bibliografi
beranotasi dan penyusunan kajian pustaka yang ditulis oleh
penulis yang reputasi dan kualitasnya tidak perlu diragukan.
Keduanya merupakan orang-orang yang istiqamah dalam
meneliti dan menulis yang selalu mengedepankan kejujuran
ilmiah. Oleh karena itu, terbitnya buku ini harus diapresiasi
dan menjadi jalan pembuka bagi lahirnya penelitian-penelitian
dan tulisan-tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan
kejujuran ilmiahnya.” (Prof. DR. Ida Nurlinda, SH. MH. Guru
Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran).
“Terinspirasi pernyataan Peter F Drucker bahwa ‘knowledge
has to be improved, challenged and increased constantly, or it
vanished’, memberikan makna bahwa ilmu akan tumbuh
kembang jika para pengkaji ilmu mampu menunjukkan
jati dirinya dengan mewujudkan ‘novelty’ atau kebaruan
dari topik/tema yang diteliti dan dikaji. Fakta bahwa masih
memprihatinkannya kuantitas dan kualitas literasi anak bangsa
jika dibandingkan dengan negara lain, melecut semua pihak,
khususnya sahabat saya: Noer Fauzi Rachman dan Ahmad
Nashih Luthfi meretas kebuntuan itu dengan menyusun buku
pedoman yang bertajuk Nanos Gigantum Humeris Insidentis.
Substansi buku ini akan sangat membantu para peneliti
khususnya dalam penelusuran bahan-bahan pustaka yang bisa
jadi langka bahkan pelik dilacak sumbernya. Dari perspektif
ilmu hukum, saya menilai isi buku ini akan sangat membantu
mahasiswa baik pada strata satu, magister maupun doktor
dalam upaya menemukan bahan-bahan hukum berharga
xiv