Page 13 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 13
dasar-dasar tinjauan pustaka yang kuat. (Fathun Karib, Dosen
Sosiologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kandidat
Doktoral di Binghamton - State University of New York).
“Buku ini penting, karena, pertama, ia menunjukkan cara
bagaimana membuka jalan untuk memulai sebuah penelitian;
dan, kedua, ia juga sekaligus memandu dengan memberi
contoh, jalan-jalan yang pernah dibuat, sehingga orang yang
benar-benar berminat memulai sebuah penelitian tahu dan
mengerti apa yang harus dilakukan.” (Gani A. Jaelani, Ph.D.,
Dosen Departemen Sejarah dan Filologi, Universitas Padjadjaran)
“Pembelajaran tradisi mengembangkan dan mendayagunakan
bibliografi anotasi, baru saya seriusi saat studi ilmu hukum
untuk keperluan riset disertasi di Universitas Leiden.
Ketika menetapkan metodologi dalam risetnya, panduan
bibliografi beranotasi dan kajian pustaka merupakan upaya
memetakan sumber pengetahuan sekaligus ‘mematerialkan
meta-metodologi’-nya. Peneliti akan terbantu menemukan
kekosongan, ketidakkoherenan, atau bahkan pertentangan
dalam ‘gunung pengetahuan’. Peneliti yang punya
kesungguhan dalam pencarian ilmu, ibarat pendaki, pastilah
tertantang menyingkap ‘gunung pengetahuan’ itu.” (Dr.
Herlambang P. Wiratraman. Dosen dan Peneliti Pusat Studi
Hukum HAM [HRLS] Fakultas Hukum Universitas Airlangga).
“Sungguh saya merasakan bahwa kerja akademik merupakan
‘jalan sunyi’. Menciptakan sebuah budaya akademik yang
tekun dan penuh kerendahan hati tidaklah mudah. Sungguh
sulit. Karya dari Bung Noer Fauzi dan Mas Luthfi ini
xii