Page 61 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 61

___________________________________________________

            Contoh Anotasi sekitar 250 kata


                Fortin, Claude Joel. 2011. “The Biofuel Boom and Indonesia’s Oil
                Palm Industry: The Twin Processes of Peasant Dispossession

                and  Adverse  Incorporation  in  West  Kalimantan”.  Artikel
                dalam International Conference on Global Land Grabbing 6-8 April
                2011. Land Deals Politics Initiative (LDPI), Journal of Peasant
                Studies (JPS) dan University of Sussex. 32 halaman.
                https://www.future-agricultures.org/wp-content/uploads/
                pdf-archive/Claude%20Fortin%20Final.pdf

                (terakhir akses 04/01/2020)

                Kata Kunci: Indonesia, Kalimantan Barat, akuisisi tanah, sawit,

                konflik

                Kenaikan permintaan global yang tajam terhadap energi
                dan pangan telah mendorong akuisisi tanah secara luas di
                negara-negara Selatan. Dalam kasus Indonesia, hal tersebut
                telah mendorong perluasan dari perkebunan kelapa sawit
                yang diharapkan akan tiga kali lipat di daerah selama dekade
                berikutnya. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

                     Provinsi Kalimantan Barat ditargetkan sebagai tempat
                ekspansi terbesar di nusantara, sehingga menimbulkan
                kerentanan sosial dan konflik baru tentang tata guna tanah.
                Dalam skala besar, aktor negara beraliansi dengan agribisnis

                dan modal global guna mengelola sejumlah 'hutan nasional'
                dan 'lahan tidur'. Hal ini membuat pengguna lahan hutan
                di bawah kepemilikan adat harus menghadapi tekanan
                globalisasi neoliberal dan akumulasi sirkuit transnasional
                untuk memproduksi kelapa sawit. Fortin melakukan penelitian
                lapangan di Kabupaten Sanggau. Ia mengungkapkan akses



                                           26
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66