Page 296 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 296

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               hadir, meski masih dipandang secara menyelidik, tidak sering
               muncul di permukaan apalagi menjadi mainstream.
                   Sementara itu, ketika Gunawan Wiradi pulang dari studi
               master di Malaysia, tahun 1979 isu tentang penguasaan tanah
               mulai diangkat, meski belum diperlakukan dengan analisa yang
               mendalam. Ia yang merasa berhutang untuk menekuni tema land
               tenure, merasa menemukan kesempatan baru. Di semua sampel
               Studi Dinamika Pedesaan (SDP) yang penelitiannya sedang
               berlangsung, persoalan tanah dimasukkan dalam variabel peneli-
               tian.
                   Isu land tenure lalu diusung ke Workshop on Rural History
               (1979) yang disusul dengan Training Workshop khusus tentang
               Land Tenure System (1979-1981). Diadakan 5 kali pelatihan
               (Bogor, Solo, dan Makassar) yang diikuti oleh peserta dari kala-
               ngan peneliti di berbagai Bappeda di kabupaten dan lembaga
               penelitian kampus. Pelatihan yang disampaikan meliputi “Teori-
               teori tentang Pedesaan”, “Teori-teori tentang Landreform”, dan
               “Teori-Metodologi Penelitian”. Selain mengorganisir sebagai ke-
               tua panitia, ia menjadi salah satu penyaji dalam pelatihan itu.
                   Di samping itu, ide tentang study tour yang telah digagas
               sejak tahun 1979 masih bergulir. Dari berbagai pertemuan akhir-
               nya diputuskan Indonesia melakukan studi banding ke India,
               Belanda pergi ke Amerika Latin dan Filipina, sisanya ke beberapa
               negara lain. Pilihan Indonesia ke India didasarkan pada buku
               Wolf Ladejinsky yang mengatakan bahwa studi banding penga-
               laman landreform yang paling tepat adalah ke India, mengingat
               tingkat kemiripan secara budaya dan agronominya. 96  Pada bulan-
               bulan akhir 1980 dan bulan Januari 1981 dikirim tiga tim ke In-
               dia. Tim pertama beranggotakan Profesor Parlindungan, Dr.
               Onghokham, dan Dr. Anwar Hafid dengan tujuan pergi ke Kerala
               dan India bagian Selatan. Tim kedua beranggotakan Prof. Iman
               Sutiknjo, Dr. Ir. Ari Lestaryo dan Drs. Sanyoto yang pergi ke

                   96  Wolf Ladejinsky, “Too Late to Save Asia?”, dalam L. Walinsky (Ed.)
               Land Reform as Unfinished Business: Selected Papers of Wolf Ladejinsky (Washington:
               The World Bank, 1977).

                                                                        243
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301