Page 310 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 310
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria
Kritik
ala Mazhab Bogor
Tahun Pembangunan Kritik Kebijakan Kritik Kebijakan
Nasional
Pembangunan Pembangunan
Pelita IV: Industrialisasi
Pedesaan PIR (dan transmigrasi) State-led and market-led
PIR adalah contoh landreform yang
1984/85-1988/89 Urbanisasi, adalah anak kandung Kritik atas Kehutanan
menimbulkan masalah
mengenai “konflik
HPH
Masyarakat sebagai
dari landreform”
Off-farm sector
Hutan dan pekarangan
cultuurstelsel jilid baru
sebagai sumber
Teori permintaan
kehidupan rakyat tenaga kerja: off farm
sebagai survivalitas,
PukLuTan (1986-1991)
konsolidasi, dan
akumulasi
Pelita V: Industrialisasi Land reform by leverage Ideologi anti-negara
Lanjut (1995) yang telah dikuasai
Substitusi Jitin IDT (1994-96) pasar modal
impor dan Jisam PPK (1999) Kaji Tindak
1990 Perluasan Partisipatif
(participatory Research
basis massa
pemerintah: dan Kaji Bersama
IDT dan PPK (Cooperative Inquiry)
* Keterangan: Kritik ini dari segi waktu mestinya masuk dalam periode
Pelita setelahnya, namun dari segi tema ia masih dalam konteks periode
sebelumnya
Kebijakan Revolusi Hijau secara umum yang diwujudkan
dalam bentuk pelaksanaan BIMAS di Indonesia, serta secara
kasuistik pasca pelaksanaan Sensus Pertanian 1963, mendorong
pendirian Survey Agro Ekonomi pada tahun 1963. Lembaga yang
bertugas melakukan evaluasi ini mulai bekerja sejak tahun perta-
ma, namun menjadi lebih intens saat memasuki tahun 1967. Di
sinilah peran Sajogyo dikukuhkan. Mulai tahun pertama ini pula
Sediono M.P. Tjondronegoro turut terlibat.
Ketika kebijakan peningkatan pangan dilakukan melalui uji
coba teknologi baru, perluasan areal tanam, dan berbagai upaya
modernisasi lainnya, riset-riset SAE, walaupun menggunakan me-
tode survei, menemukan realitas struktur sosial dan ekonomi ma-
syarakat pedesaan yang diferensiatif. Temuan kritis ini muncul
melalui tulisan Sajogyo pada tahun 1973 yang berjudul “Moderni-
257

