Page 70 - Empat Langkah Pengampunan
P. 70
Singkirkan Alasan yang Menghambat
Dalam kenyataannya masih banyak guru yang beralasan, “Saya tidak bisa menulis buku”, “Saya tidak
sempat menulis buku”, atau “Saya tidak ahli menulis buku”. Sejatinya tidak ada yang sempurna di dunia
ini. Jika tidak mencoba, bagaimana kita tahu kalau tidak bisa dan tidak ahli. Jika kurang sempurna, kita
bisa memperbaikinya nanti.
Alasan yang paling sering didengar adalah tidak sempat atau tidak memiliki waktu luang karena
kemampuan itu sebenarnya sudah ada. Kesempatan akan ada kalau kita meluangkan sedikit atau
sebagian waktu yang dimiliki. Kuncinya ada pada niat dan perhatian. Jika sudah diniatkan untuk menulis
buku dan memberikan perhatian bahwa hal ini adalah penting maka kita akan berusaha meluangkan
waktu untuk itu. Carilah waktu senggang, jika senggangnya malam maka luangkan sedikit waktu
senggang itu untuk menulis. Jika senggangnya pagi maka luangkan sedikit waktu itu untuk menulis.
Buang jauh-jauh alasan yang menghambat itu jika ingin menulis buku.
Pentingnya Percaya Diri
Mungkin di antara para guru masih ada yang merasa belum percaya diri untuk menulis buku karena
belum mengetahui cara menuangkan ide menjadi sebuah buku dan masih bingung tahapan apa yang
harus dilalui. Oleh karena itu kepercayaan diri itu perlu ditumbuhkembangkan sehingga semangat yang
sudah membara untuk menulis buku tetap terjaga.
Bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri dalam menulis buku? Sebenarnya rasa ini harus
ditumbuhkan dari diri sendiri. Alasan mengapa harus menulis buku yang sudah ditulis sebelumnya akan
membantu kita lebih percaya diri. Kita juga harus belajar memahami diri. Apa yang membuat kita kurang
percaya diri? Apa karena kemampuan menuangkan gagasan dalam paragraf yang kurang atau karena
tulisan kita yang belum sesuai ejaan dan tanda baca? Atau karena hal lain.
Jika sudah diketahui alasannya segera cari solusinya. Jika alasannya seputar kemampuan menuangkan
ide, gagasan, dan penggunaan ejaan dan tanda baca berarti kita harus segera belajar tentang itu. Banyak
membaca buku sebenarnya juga akan membantu kita memahami bagaimana cara menuangkan ide yang
menarik dan bagaimana menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Menulis sambil belajar itu bisa
kita lakukan dalam waktu bersamaan. Sehingga kita tidak perlu menunda untuk menulis. Apapun ide
yang muncul segera tuliskan tanpa berpikir ini salah, itu salah, atau terlalu berbelit-belit. Jika alasannya
karena malu, khawatir, atau takut salah, maka solusinya adalah menumbuhkan kemauan dari diri sendiri
untuk berubah lebih baik.
Apakah tulisan kita sudah pantas untuk dijadikan sebuah buku? Pertanyaan itu yang terkadang juga
membuat kita belum percaya diri untuk menyusun sebuah buku. Jika belum dicoba bagaimana kita bisa
tahu tulisan kita pantas atau tidak untuk dibukukan.
Menumbuhkan rasa percaya diri itu sangat penting dalam menulis buku. Caranya bagaimana? Tentu saja
dengan belajar, mengikuti pelatihan, mengikuti grup-grup kepenulisan, mengikuti event-event lomba
menulis baik yang diadakan oleh penerbit atau lembaga yang lain.
Ebook Guru Milenial Abad 21
Grup Guru Dahsyat Nusantara Page 70