Page 36 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 36
4. Isya
Waktu salat Isya dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah
malam. Yang dimaksud tengah malam adalah jarak antara waktu Magrib sampai waktu
Subuh. Dianjurkan mengakhirkan salat Isya selama tidak ada kesulitan dalam
melakukannya. Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata:
اهدعب ثيدمحاو اهلبق مونلا هركي ناكو لاق ءاشعلا رخؤي نأ بحتسي ناك
Abi Barzah al-Aslami berkata Nabi saw. menyukai untuk mengakhirkan salat
Isya. Ia juga berkata bahwa Nabi saw. tidak menyukai tidur sebelum salat Isya
tidak menyukai berbincang-bincang sesudahnya (salat Isya). (HR. Bukhari)
Dari hadis tersebut, terungkap juga bahwa selain Rasul menyukai melambatkan
salat Isya, juga dimakruhkan tidur sebelum Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya,
kecuali untuk suatu kemaslahatan. Berkata Syaikh Abdurrahman Ibnu Shalih Al
Bassam:
Salat Isya yang lebih utama adalah mengakhirkannya sampai pertengahan
malam), (jika) hal itu tidak memberatkan (makmumnya).
Berkata Syaikh ‘Abdurrahman Ibnu Shalih Alu Bassam “Dimakruhkan
berbicara setelah salat Isya sehingga tidak salat malam dan tidak salat Subuh
berjamaah, akan tetapi bukan berarti tidak boleh membicarakan ilmu yang bermanfaat
untuk kaum muslimin.
5. Subuh
Awal waktu salat Subuh ialah dimulai sejak terbitnya fajar sadiq hingga terbitnya
matahari sebagaimana keterangan hadis riwayat Muslim:
سمشلا علطت لم ام رجفلا عولط نم حبصلا ةلاص تقو : - ملسو هيلع الله ىلص - الله لوسر لاق
Bersabda Rasulullah saw., “Waktu salat Subuh ialah sejak terbitnya fajar hingga
terbitnya matahari.”
Fajar terbagi menjadi dua, yaitu; fajar kadzib (dusta) dan fajar shadiq (benar).
Fajar kadzib yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit,
kemudian cahaya tersebut menghilang yang diikuti dengan kegelapan. Sedangkan
fajar shadiq yaitu cahaya putih panjang melintang yang muncul di ufuk timur. Cahaya
tersebut terus bertambah terang hingga matahari terbit.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Fajar itu ada
dua macam, yaitu: fajar yang diharamkan memakan makanan dan diperbolehkan
melakukan salat (Subuh, yaitu; fajar shadiq) dan fajar yang diharamkan
melakukan salat (Subuh) dan diperbolehkan memakan makanan (yaitu; fajar
kadzib).
Di antara dalil yang menjelaskan tentang waktu-waktu salat fardu adalah hadis
yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amru, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
رفصت لم ام رصعلا تقوو رصعلا رضيح لم ام هلوطك لجرلا لظ ناكو سمشلا تلاز اذإ رهظلا تقو
تقوو طسولأا ليللا فصن لىإ ءاشعلا ةلاص تقوو قفشلا بغي لم ام برغلما ةلاص تقوو سمشلا
سمشلا علطت لم ام رجفلا عولط ن م حبصلا ةلاص
14