Page 53 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 53

Dari Anas dia berkata, “Rasulullah saw. tiba di Madinah, sedangkan penduduk-
                           nya memiliki dua hari khusus yang mereka rayakan dengan permainan, maka
                           beliau bersabda: “Apakah maksud dari dua hari ini?” Mereka menjawab, “Kami
                           biasa merayakan keduanya dengan permainan semasa masih Jahiliyah.” Maka
                           Rasulullah  saw.  bersabda,  “Sesungguhnya  Allah  telah  menggantikan  untuk
                           kalian yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari (raya) kurban (Idul
                           Adha) dan hari raya Idul Fitri. (HR. Abu Dawud, al-Nasai, Ahmad, dan Ibnu
                           Hibban).
                            Kedua hari raya Islam tersebut dikaitkan dan digandengkan dengan dua rukun
                      Islam yakni: puasa Ramadan dan  haji ke Baitullah di tanah suci Mekkah. Dengan
                      demikian, Idul Fitri– sebagaimana Idul Adha –merupakan salah satu di antara hari-
                      hari dan syiar-syiar Allah yang harus kita sambut dan rayakan dengan sikap penuh
                      rasa ibadah, pemuliaan, dan pengagungan sebagai bukti ketakwaan hati kita. Allah
                      Ta’ala berfirman:
                                                                            ي ي ي ي
                                                                                                     ي
                                                                                            ي
                                                                ي
                                                                               ه
                                                        -    ٣٢ -  بوُ لقْلا ىوق ت نم انَّإف  ه للَّا رئاعش مِ ظع ي نمو كلذ
                                                                              َ َ
                                                                        َْ
                                                                   ُ
                                                                                                    َ َ
                                                                                     َ َ َ
                                                                                           ْ َُ ََ
                                                                       َ
                           Begitulah, dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguh-
                           nya itu termasuk (bukti) ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj/22: 32).
                           Nah, sebagai salah satu syiar Allah yang istimewa, tentu saja salat Idul Fitri dan
                     Idul Adha memiliki muatan makna dan kandungan hikmah yang banyak dan istimewa.
                     Pada uraian berikut kita akan mempelajari di antara hikmah salat Idul Fitri dan Idul
                     Adha.
                        1.  Mengagungkan Asma Allah
                           Dengan melaksanakan salat Idul Fitri dan Idul Adha, kita pasti akan mengucap-
                     kan asma Allah berkali-kali terutama kalimat takbiratul ikhram atau mengagungkan
                     Allah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan pahala dari mengagungkan dan mengu-
                     capkan atau berzikir atas nama Allah. Tentu bagi kita yang jarang untuk berzikir dan
                     mengucapkan nama Allah ini adalah kesempatan besar untuk kita kembali mengingat
                     Allah di hari raya besar umat Islam ini.
                        2.  Salat Berjamaah
                           Salat  Idul  Fitri  dan  Idul  Adha  disyariatkan  dilaksanakan  secara  berjamaah.
                     Untuk itu, dari pelaksanaan salat berjamaah ini akan membuat kita mendapatkan pa-
                     hala salat berjamaah yang besar dari Allah swt. Inilah kesempatan besar umat Islam
                     untuk merapatkan barisan dan mendapatkan kebersamaan lewat salat berjamaah. Di
                     saat salat berjamaah tentunya kita tidak akan memandang bulu, suku, jabatan, rupa,
                     dan hal-hal lainnya. Selagi mereka bersujud kepada Allah dan membesarkan Allah,
                     melaksanakan salat maka ia adalah saudara semuslim yang harus kita jaga. Selama
                     Ramadhan,  suasana  dan  nuansa  kebersamaan  serta  persatuan  umat  begitu  kental,
                     begitu  terasa,  dan  begitu  indah.  Mengawali  puasa  bersama-sama  (seharusnya  dan
                     sewajibnya),  bertarawih  bersama  (di  samping  jamaah  salat  lima  waktu  juga  lebih
                     banyak selama Ramadan), bertadarus bersama, berbuka bersama, beri’tikaf bersama,
                     berzakat fitrah bersama, dan beridul fitri bersama.
                           Oleh  karena  itu,  kita  semua  patut  bergembira  dan  bersyukur  setiap  kali  bisa
                     memulai puasa Ramadan secara serempak, berbareng, dan bersama-sama, tanpa ada






                                                                                                     13
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58