Page 21 - cover buku-merged_Neat
P. 21

2.  Perhitungan ΔH Reaksi Menggunakan Hukum Hess

                         Hukum Hess dikemukakan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Swiss Germain Henry
                    Hess (1802–1850). Hukum ini sangat berguna karena kenyataannya, tidak semua reaksi dapat

                    ditentukan kelor reaksinya secara eksperimen. Menurut Hess:


                              ―perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik
                              berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa
                                                  tahap‖


                    Contoh 1: perhatikan diagram berikut







                                                                                ΔH?








                    Setiap nilai ΔH yang ada pada diagram tersebut menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi sesuai

                    dengan arah anak panah memiliki nilai ΔH tertentu. Misalnya, untuk mengubah 2A+B menjadi
                    A2B, kalor yang dibutuhkan adalah sebanyak ΔH1. Hal ini merupakan reaksi yang berjalan satu

                    tahap. Sesuai perkataan Hess, reaksi ternyata bisa berjalan beberapa tahap, dengan demikian kita

                    dapat mencari nilai ΔH untuk reaksi yang lain. Dalam diagram di atas, coba tentukan perubahan
                    entalpi reaksi A2B → CD2.

                          Yang harus kita lakukan adalah memilih jalan memutar. Apabila jalan yang kita tempuh
                    berlawanan dengan arah anak panah, berarti  nilai ΔH  harus dibalik. Reaksi keseluruhan akan

                    menjadi seperti berikut:
                                             A2B       → 2A + B         –ΔH1

                                             2A + B  → C + 2D           ΔH2
                                             C + 2D  → CD2              ΔH3
                                                                                 +
                                             A2B       → CD2            ΔH = –ΔH1 + ΔH2 +ΔH3
                    Contoh 2: perhatikan diagram berikut














                                                              20
   16   17   18   19   20   21   22   23