Page 10 - BUKU HASIL PENELITIAN Hibah inhouse_Neat
P. 10
pada Bursa Efek Johannesburg sejak tahun 2010. Tahun 2013
International Integrated Reporting Council (IIRC) yang
didukung oleh Global Reporting Initiatived (GRI) menerbitkan
Integrated reporting framework sebagai panduan dalam
menyusun laporan tahunan berbasis IR. Dengan diterbitkannya
panduan tersebut, menyebabkan peningkatan jumlah
perusahaan yang telah menerapkan pelaporan dalam bentuk IR
(Velte & Stawinoga, 2017). Hal ini memberikan bukti bahwa
sudah saatnya untuk perusahaan beralih dari pelaporan
keuangan tradisional menjadi pelaporan yang terintegrasi.
Tetapi, regulasi setiap Negara berbeda-beda terkait dengan
penerapan IR dalam pelaporan perusahaan. Sehingga, hal ini
memunculkan pertanyaan apakah IR dibutuhkan sebagai
pengungkapan wajib atau sukarela.
Di indonesia bentuk laporan tahunan dengan integrated
reporting masih menjadi bagian dari pengungkapan sukarela,
berarti belum ada regulasi yang mengatur secara resmi bahwa
laporan tahunan harus berpedoman pada integrated reporting
framework. Namun, perusahaan dapat menggunakan
integrated reporting framework sebagai salah satu acuan
dalam penyusunan laporan tahunan. Pengungkapan sukarela
sendiri akan mengurangi asimetri yang dapat terjadi antara
agen dalam hal ini manajemen perusahaan dengan principle
(ahmad & Sari, 2017; Dosinta et al., 2018; Suttipun & Bomlai,
2019).
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penerapan IR dengan menghubungkan dengan tata kelola
perusahaan. Hal ini penting untuk memahami bagaimana
praktik tata kelola perusahaan mendukung kemampuan
Penerapan Pelaporan Terintegrasi di Rev. 4.0 2

