Page 82 - Ceritaku, Imajinasiku Kumpulan Cerita Pendek Anak Nusantara (Winastwan Gora, Miwahyudi W., Rafii Hamdi etc.) (Z-Library)_Neat
P. 82

“Ya,  sudahlah,  tapi  perlu  kau  ingat  perkataanku  ini  bahwa
                               SANGKURIANG                                                              memiliki istri adalah satu hal yang sangat penting bagimu.”

                        ( Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu )
                                                                                                        Itu  lah  pertemuan  terakhir  sang  Prabu  dengan

                                                                                                 ayahhandanya, sebab seminggu setelah bertemu dengan sang
                        ahulu kala, di daerah Perahiayang (priangan) Jawa
                                                                                                 Prabu,  sang  ayah  yang  sudah  tua  ternyata  meninggal  dunia.
                        Barat ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu
                                                                                                 Setelah  sang  ayah  meninggal  dunia,  Prabu  bagaikan  terlepas
            DGaluga.  Ia  merupakan  raja  yang  gagah  perkasa.
                                                                                                 dari belenggu, sebab sudah tidak ada yang memperingatkannya
            Umurnya sudah empat puluh tahun namun ia tidak mempunyai
                                                                                                 tentang pentingnya memiliki permaisuri. Prabu Galuga hanya
            permaisuri,  dan  ia  memang  tidak  ingin  beristri.  Karena  Sang
                                                                                                 suka bersenang-senang dengan wanita cantik, tapi tidak pernah
            Prabu tidak juga memilih istri, sang ayah datang ke istana untuk
                                                                                                 menikahi  wanita  itu.  Di  samping  itu  sang  Prabu  mempunyai
            menasehatinya.
                                                                                                 kegemaran berburu binatang. Disaat ia sedang berburu tak ada
                   “Anakku,  kau  harus  segera  mempunyai  istri  yang  akan
                                                                                                 seorang  pun  yang  berani  mengganggunya,  bahkan  ia  tidak
                   melahirkan penerus kerajaan ini.“
                                                                                                 memperdulikan urusan kerajaan. Saat dia berburu dia ditemani

                   Namun prabu terus saja mengabaikan nasehat sang ayah,                         seekor anjing istana yang konon katannya jelmaan dewa yang

            ia terus mengucapkan kalimat yang sama.                                              harus menjalani hukuman di dunia sebagai hewan.

                   “Ayah tak perlu kuatir, bila sudah saatnya saya akan mendapat                        Suatu hari di musim kemarau, baginda berburu ke hutan

                   jodoh. Sekarang saya belum berniat untuk menikah.”                            dengan serombongan pengawal. Tidak seperti biasanya, hanya
                                                                                                 dalam  hitungan  jam  ia  sudah  mendapatkan  hewan  buruan,
                   “Kau  ini  bagaimana?  Kodrat  seorang  raja  adalah  menikah

                   mempunyai  permaisuri  dan  memiliki  anak.  Kau  jangan                      entah  kijang,  rusa,  kancil,  atau  babi  hutan.  Kali  ini  hampir
                   menentang ketentuan Yang Maha Kuasa.” Kata sang ayah.                         seharian  ia  belum  mendapatkan  sekeor  bianatang  sekalipun,
                                                                                                 setiap  kali  ia  membidik  anak  panahnya  selalu  meleset  tidak
                   “Mohon maaf ayah.... Saya belum berniat ...”
                                                                                                 mengenai sasaran.




        78                                                                                                                                                        79
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87