Page 41 - Modul Ajar - Etika Hukum Kesehatan
P. 41
Kegiatan Belajar 9
Aspek Hukum Keselamatan Pasien
A. Tujuan Kegiatan Belajar
Tujuan kegiatan belajar ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang Aspek Hukum Keselamatan Pasien.
B. Pokok Materi Kegiatan Belajar
1. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Menurut Supari (2005), keselamatan pasien adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cedera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan. Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson (2000), keselamatan pasien
adalah tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan.
Sedangkan menurut penjelasan pasal 43 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient
safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
pasien yang lebih aman, termasuk di dalamnya asesmen resiko, identifikasi,
dan manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi
untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya resiko. Sedangkan yang
dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm/cedera yang
tidak seharusnya terjadi seperti kesalahan medis (medical errors), kejadian yang
tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi kejadian yang tidak
diinginkan (near miss). Menurut Institute of Medicine (IOM), keselamatan
pasien (Patient Safety) didefinisikan sebagai freedom from accidental injury.
Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu
perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Accidental
injury dalam prakteknya akan berupa kejadian tidak diinginkan/KTD (adverse
event) atau hampir terjadi kejadian tidak diinginkan (near miss).
2. Aspek Hukum Keselamatan Pasien
41