Page 41 - Modul Ajar - Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan
P. 41
seperti ini dapat dijelaskan karena tingginya tingkat imbalan akan mempertinggi
tingkat kepuasan dan motivasi. Untuk itu rancangan sebuah sistem imbalan dalam
organisasi harus efektif dalam mempertahankan pegawai-pegawai yang
kompeten, sehingga dalam sistem imbalannya harus menekankan faktor keadilan
eksternal, karena persoalan pengunduran diri pegawai berarti pegawai
meninggalkan organisasi untuk memperoleh situasi yang lebih baik di lain tempat.
Dari hasil penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan antara tingkat
absensi pegawai dengan kepuasan. Ketika pegawai merasa nyaman di tempat
kerja dan merasa puas, secara individu mereka akan bekerja secara teratur. Untuk
itu, kebijakan pemberian imbalan harus membuat pekerjaan menjadi tempat yang
menyenangkan. Agar dapat meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai, imbalan
harus diberikan pada waktu dan situasi yang tepat. Untuk itu dibutuhkan adanya
alat ukur kinerja yang tepat, kemampuan untuk menilai imbalan yang tepat dan
berarti secara individu bagi pegawai serta kontrol terhadap sejumlah imbalan yang
pernah diterimanya Pada tingkat organisasi, sistem imbalan dapat digunakan
untuk mengukuhkan struktur tugas yang sudah ada atau yang diinginkan dan dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan.
4. Motivasi Dan Kinerja
a. Kejelasan peran karyawan.
Semakin jelas dan terinternalisasinya uraian peran di kalangan karyawan dan
manajer cenderung semakin kecilnya peluang terjadinya penyimpangan
kinerja. Sebaliknya, ketidakjelasan peran karyawan, akan menyebabkan
motivasi kinerjanya menurun, bagkan hilang sama sekali.
b. Kompetensi Karyawan.
Kompetensi terbagi dua :
1) Kompetensi "keras" berupa pengetahuan dan ketrampilan;
2) Kompetensi lunak (soft skills), berupa sikap, etos kerja, motivasi,
prakarsa, kreatifitas dan empati. Semakin tinggi derajat kompetensi
karyawan semakin tinggi pula motivasi kinerja yang dimilikinya.
c. Lingkungan Kerja.
31