Page 8 - DPIBxKJJ
P. 8
SPESIFIKASI JEMBATAN
minimal 30 s/ d 34 jam setelah pengecoran sesuai dengan kondisi di
lapangan. Untuk bagian tertentu seperti acuan yang disanggah atau
ditopang perancah dapat dibongkar jika kekuatan beton sudah 90 %.
D. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dilakukan dari penerimaan bahan. Bahan harus melalui
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan. Setelah bahan diterima, maka
berlanjut ke tahap perencanaan campuran. Untuk menjaga mutu dan kwalitas
bahan dan campuran bahan, maka sangat diperlukan pengawasan oleh
personil dengan keahlian khusus. Untuk keperluan pengujian kwalitas beton,
harus disediakan benda uji beton. Benda tersebut berupa silinder dengan
ukuran diameter 150 milimeter dan tinggi 300 milimeter, dan harus dirawat
yang sesuai SNI 4810:2013. Pengambilan bahan untuk pembuatan benda uji
harus diambilkan dari beton yang akan dicor dicetak bersamaan, kemudian
dilakukan perawatan sesuai dengan perawatan yang dilaksanakan di
laboratorium.
E. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran berkaitan dengan pembayaran, hal tersebut berlaku juga dalam
pekerjaan beton. Struktur sesudah rampung dikerjakan dan diterima,
kemudian akan diukur agar dapat dibayar seperti disepakati pada seksi
lainnya.
Beton akan diukur berdasarkan banyaknya meter kubik terpasang dan
diterima sesuai perencanaan yang telah ditunjukan kepada Pengawas
Pekerjaan. Apabila pekerjaan sudah dilakukan perbaikan menurut aturan,
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus sebanyak yang wajib
dibayarkan jika pekerjaan semula sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Jumlah pembayaran yang akan diterima dari semua pekerjaan beton sesuai
dengan aturan yang sudah disepakati dan berdasar hasil pengukuran.
BETON PRATEGANG
A. Umum
Pekerjaan pada beton prategang harus memuat fabrikasi struktur beton
pratekan pracetak, bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit
dan tiang pancang pracetak. Pekerjaan ini mencakup pembuatan,
pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang, pelat dan elemen
struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan cara pretension
(penegangan sebelum pengecoran) maupun post-tension (penegangan
setelah pengecoran).
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN 8