Page 23 - BAB-I-Esensi-Bimbingan-dan-Konseling
P. 23

Pada jenis pendidikan keagamaan, mempunyai ciri: (1) menyiapkan peserta didik

                  dalam peran yang menuntut penguasaan ajaran agama dan/ atau menjadi ahli ilmu
                  agama; (2) dapat diselenggarakan di jalur formal, non formal maupun in formal; (3)

                  tingkat satuan pendidikannya mulai dari jenjang pendidikan dasar bahkan jenjang PAUD

                  (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga jenjang Pendidikan Tinggi. Berdasarkan pada ciri
                  tersebut, maka penyelenggaraan program bimbingan dan konseling bisa sangat bervariasi

                  pada jenis pendidikan keagamaan. Pada pendidikan yang berada di jalur formal,

                  pelayanan bimbingan mengikuti rambu-rambu pelaksanaan bimbingan dan konseling di

                  jalur formal, sedangkan untuk jenis pendidikan yang non formal maupun in formal, maka

                  menyesuaikan dengan kondisi yang ada.


                      Hingga saat ini belum ada aturan yang baku penyelenggaraan bimbingan dan
                  konseling pada jalur nonformal maupun informal. Bagi konselor yang mempunyai

                  kepedulian dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di jalur informal

                  maupun nonformal dalam jenis pendidikan keagamaan, dapat mengimplementasikan
                  prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam jalur formal dengan modifikasi-modifikasi,

                  disesuaikan dengan konteks yang ada.


                      Misal saja jenis pendidikan keagamaan di pondok pesantren, di mana para peserta

                  didik tinggal di pesantren, mereka akan mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan

                  teman mereka yang belajar di pendidikan umum. Berdasarkan kebutuhan yang telah

                  diidentifikasi, maka dikembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan mereka
                  dengan strategi atau metode yang sesuai dengan keadaan peserta didik di pesantren.


                      Pada jenis pendidikan khusus di mana peserta didiknya mempunyai kebutuhan

                  khusus baik berkebutuhan khusus dalam arti adanya kekurangan ataupun dalam arti

                  kelebihan, yaitu anak cerdas berbakat istimewa . Di dalam rambu-rambu
                  penyelenggaraan BK di jalur formal (Depdiknas 2008) dijelaskan bahwa pelayanan BK bagi

                  peserta didik berkebutuhan khusus atau pada jenis pendidikan khusus, berkaitan erat

                  dengan pengembangan kecakapan hidup sehari-hari, yang tidak terisolasi dari konteks

                  kehidupannya. Maka pelayanan BK merupakan pelayanan intervensi tidak langsung yang

                  difokuskan pada upaya mengembangkan lingkungan perkembangan bagi kepentingan
                  fasilitasi perkembangan konseli.


                                                                                                        23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28