Page 4 - Demo
P. 4
Ingoude Company Employee HandbookPada masa itu, negara-negara Eropaberlomba-lomba menghasilkan danmengekspor barang-barang tropisseperti kopi, tebu, nila, dan teh. Belandamenyadari bahwa tanah Jawa sangatsubur dan cocok untuk ditanamitanaman tersebut. Karena itu,pemerintah kolonial ingin memaksarakyat menanam tanaman ekspor agarhasilnya bisa dijual ke pasarinternasional dan mengisi kas Belanda.Tahun 1830, Gubernur JenderalJohannes van den Bosch ditugaskanuntuk memperbaiki keuangan negeriBelanda. Ia kemudian memperkenalkansistem baru bernama Cultuurstelsel(Sistem Tanam Paksa). Tujuannyaadalah agar rakyat pribumi menanamtanaman ekspor yang hasilnyadiserahkan kepada pemerintah kolonial.Sebagai gantinya, mereka dianggaptelah membayar pajak tanah.Pada masa itu, pemerintahan Belandasudah memiliki struktur birokrasi yangkuat di Jawa:ada residen, bupati, dan kepala desayang tunduk pada pemerintah kolonial.Struktur ini memudahkan Belandauntuk mengontrol rakyat dalampelaksanaan sistem tanam paksa. Selainitu, rakyat juga tidak memiliki kekuatanpolitik untuk menolak kebijakantersebut.Tujuan utama Cultuurstelsel sebagaiberikut:Mengembalikan kejayaan ekonomiBelanda.Mengisi kas negara yang kosong.Memanfaatkan tanah dan tenagarakyat tanpa biaya besar.Meningkatkan ekspor komoditastropis ke pasar Eropa.Masa CultuurstelselCultuurstelsel adalah era paling eksploitatif dalam praktek ekonomi Hindia jauhlebih kejam dibanding sistem VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaannegara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yan pada zaman VOC wajibmenjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman tertentu dansekaligus menjual nya dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Aset tanampaksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasankolonialisme. Akibat sistem yang memakmurkan dan menyejahterakan negeriBelanda ini, Van den Bosch selaku penggagas diberikan gelar Graaf oleh raja Belandapada 25 Desember 1839.2

