Page 5 - Orde Baru
P. 5
Soeharto. Dalam konteks ini, reformasi politik mulai terjadi, membuka jalan bagi pemilihan
umum dan kebangkitan demokrasi di Indonesia (Heryanto, 2018).
Dengan jatuhnya Soeharto pada Mei 1998, Orde Baru berakhir, namun warisan dari
periode ini masih terasa hingga saat ini. Pemahaman yang mendalam tentang latar belakang
Orde Baru penting untuk menganalisis perkembangan politik dan sosial Indonesia saat ini,
serta untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga demokrasi dan hak asasi manusia.
D. Kebijakan dan Program Orde Baru
Masa Orde Baru, yang berlangsung dari 1966 hingga 1998, ditandai oleh kebijakan dan
program yang berfokus pada stabilitas politik, pembangunan ekonomi, serta kontrol sosial
dan budaya. Kebijakan ini bertujuan untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang lebih
teratur dan makmur setelah periode ketidakstabilan di era Demokrasi Liberal. Kebijakan ini
dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: politik, ekonomi, dan sosial budaya.
A. Kebijakan Politik
Kebijakan politik Orde Baru berfokus pada penegakan stabilitas dan keamanan. Di
bawah kepemimpinan Soeharto, pemerintah melakukan kontrol ketat terhadap semua aspek
kehidupan politik, termasuk pembatasan terhadap kebebasan berpendapat dan pers. Partai
politik dibatasi hanya menjadi tiga: Golkar, PPP (Partai Persatuan Pembangunan), dan PDI
(Partai Demokrasi Indonesia), yang membuat sistem politik menjadi sangat terpusat dan
terkendali (Hadiz, 2016). Dengan menggunakan pendekatan “Pancasila sebagai satu-satunya
asas,” Soeharto berupaya untuk menyatukan ideologi nasional dan menekan semua bentuk
oposisi.
Dalam konteks ini, banyak tokoh politik yang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas
pemerintah dihilangkan. Penangkapan, pengusiran, dan bahkan pembunuhan massal terhadap
anggota PKI dan pendukungnya menunjukkan tindakan represif yang dilakukan oleh rezim.
Selama Orde Baru, pengawasan terhadap media pun sangat ketat, di mana banyak media
yang dibredel jika dianggap menentang pemerintah (Aritonang, 2017). Kebijakan ini
menciptakan iklim ketakutan yang membuat masyarakat enggan untuk bersuara melawan
pemerintah.
B. Kebijakan Ekonomi
Dari segi ekonomi, Orde Baru menerapkan model pembangunan yang berfokus pada
industrialisasi dan modernisasi. Soeharto mengandalkan investasi asing dan bantuan luar
negeri untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Melalui Program Stabilitas Ekonomi,
pemerintah berhasil mengurangi inflasi yang sangat tinggi dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang substansial. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sekitar 7%
per tahun selama tahun 1970-an dan 1980-an (World Bank, 2019). Kebijakan ini juga
menekankan pada sektor pertanian, industri, dan infrastruktur, yang berdampak positif
terhadap ekonomi.
Namun, meskipun ada pertumbuhan yang signifikan, kebijakan ekonomi Orde Baru
juga memiliki banyak kritik. Banyak proyek pembangunan yang dilakukan justru